TINGKAT-TINGKAT PROSEDUR DALAM PENELITIAN DI BIDANG ILMU EKONOMI PERTANIAN
Diktat Kuliah: IBAGUS B. TEKEN, 5 Januari 1965
Ditulis ulang oleh: CINDY DESFIRA DAN MAHARDIKA SARAH SINAGA
Di dalam usaha mendapatkan pengetahuan baru dengan saluran penelitian, sudahlah wajar jika masyarakat menun- tut, agar pengetahuan baru yang dihasilkan itu mempunyai nilai kebenaran yang dapat dipercaya. Hal ini meminta tanggung-jawab yang berat bagi sipenelitiUntuk membantu meringankan tanggung jawab itu, di dalam suatu penelitian yang dapat diikuti oleh seorang peneliti, agar jerih payah dan biaya yang telah dikeluarkannya tidak menjadi sia-sia. Lebih-lebih dalam masyarakat yang sedang membangun, dimana unsur-unsur biaya dan tenaga terdapat dalam keadaan kurang (scarce) diperlukan kewaspadaan yang lebih tinggi, sebab penghamburan pemakaian biaya dan tenaga di satu bidang akan berpengaruh buruk pada pembangunan di bidang lain.
Tingkat-tingkat prosedur yang dapat diikuti dalam tiap penelitian yalah: (1) pemilihan proyek penelitian, (2) perencanaan proyek penelitian dan (3) pelaksanaan proyek penelitian. Di dalam keseluruhan penelitian itu tiap tingkat prosedur tersebut di atas mempunyai arti yang sama pentingnya. Pemilihan proyek penelitian yang tidak tepat akan menghasilkan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan pihak yang memerlukannya. Perencanaan proyek yang kurang baik akan berakibat kacaunya pelaksanaan proyek bersangkutan. Dan akhirnya pelaksanaan proyek yang kacau akan mendatangkan hasil yang sukar dapat dipertanggung jawabkan, baik ditinjau dari isi hasil itu sendiri, maupun dari segi pemborosan biaya, dan tenaga. Di bawah ini akan diuraikan tiap tingkat prosedur itu dengan lebih lanjut.
- Pemilihan Proyek Penelitian.
Di negara kita yang sedang membangun ini, untuk suatu jangka waktu tertentu, Pemerintah dengan perantaraan Departemen Urusan Research Nasional telah menggariskan tujuan dan arah dari semua penelitian yang akan dilakukan. Sebagai tujuan penelitian telah digariskan “memajukan ilmu pengetahuan untuk manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat”. Dan sebagai arah penelitian telah digariskan “pemilihan proyek penelitian yang langsung berhubungan dengan kepentingan nusa dan bangsa; proporsi utama dari penelitian dikonsentrasikan pada memenuhi kebutuhan masyarakat akan sandang pangan”.
Ada dua dasar yang biasanya dijadikan pegangan dalan pemilihan proyek penelitian, yakni (1) faktor kegunaan (relative importance). Dalam memilih proyek penelitian sipeneliti harus perhatikan besar dan luasnya problema yang akan dipecahkan, yaitu berapa luas kepentingan yang tersangkut di dalamnya, termasuk jumlah orang atau golongan yang dipengaruhinya serta nilai dari kepentingan finansialnya. Di dalam faktor kegunaan ini juga termasuk penempatan proyek bersangkutan dalam rencana yang lebih besar. Perlulah dijaga, agar penelitian yang mempelajari berbagai segi dari suatu rencana benar berhubungan erat satu antara lainnya serta isi-mengisi. Jika terdapat banyak proyek-proyek penelitian, proyek-proyek itu disusun menurut prioritas berdasarkan faktor kegunaan ini; (2) unsur yang tersedia (available resources). Haruslah diperhatikan, bahwa di dalam semua penelitian, faktor-faktor tenaga, biaya dan bantuan dari orang atau badan lain tidaklah tersedia dalam jumlah yang dapat dipergunakan sewenang wenang. Sipeneliti sendiri mempunyai kemampuan yang ter- batas dalam jumlah dan kwalitas tenaganya. Dan pada umumnya biaya yang tersedia untuk suatu penelitian sangat terbatas jumlahnya. Begitu pula bantuan yang dapat diberikan oleh orang atau badan lain pada umumnya tidaklah sebanyak dan sebaik yang diharapkan, karena mereka mempunyai bukan sendiri-sendiri. Dengan demikian si peneliti diharuskan menyesuaikan proyek penelitiannya dengan pembatasan unsur-unsur yang tersedia.
- Perencanaan Proyek Penelitian
Banyak penelitian-penelitian yang perencanaannya ti- dak dilakukan sebagaimana mestinya. Ada terdapat kecenderungan di kalangan peneliti untuk menyelidikan sesuatu dengan pergi ke lapangan guna mengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang. Pada waktu hendak mengolah data yang telah dikumpulkan itu barulah dirasakan adanya kekurangan-kekurangan di dalam penelitian itu secara keseluruhan, hingga hasil yang diperoleh tidak memuaskan, baik bagi si peneliti sendiri, maupun bagi pihak yang akan mempergunakan hasil penelitian bersangkutan.
Melihat hal yang disebutkan di atas itu, tidak dapat disangsikan lagi, bahwa perencanaan proyek penelitian ini amat penting artinya untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Perencanaan proyek penelitian itu terdiri dari langkah-langkah di bawah ini:”
- Perkenalan tentang pustaka dan pengalaman orang lain;
- Penentuan tujuan penelitian
- Perbatasan bidang penelitian dan penetapan problema;
- Penentuan satuan ukuran dan kriteria2.
- Penyusunan hipotesa!
- Pemilihan metoda dan prosedur pengumpulan data
- Penentuan daerah dan waktu penelitian
- Penyusunan regu peneliti
- Penentuan anggaran belanja
- Perumusan pernyataan proyek penelitian.
Tiap langkah yang disebutkan di atas itu memberikan sumbangannya sendiri-sendiri terhadap keseluruhan perencanaan. Langkah-langkah itu satu antara lainnya mempunyai hubungan yang erat.
a. Perkenalan tentang Pustaka dan Pengalaman orang lain. Mengenal pustaka dan pengalaman orang lain dalam bidang bersangkutan pada hakekatnya telah berarti pelajari subyek penelitian itu. Hal ini sangat berguna sebagai langkah permulaan dari penelitian tersebut. Di dalam usaha mengenal pustaka patokan di bawah ini kiranya dapat dijadikan pedoman:
-
- pelajari hasil apa yang telah pernah diperoleh orang lain dalam bidang penelitian bersangkutan;
- pelajari metoda penelitian apa yang telah dipergunakan, termasuk metoda pengambilan contoh, metoda pengumpulan data, metoda pengolahan data, sumber data, satuan ukuran dan kriteria-kriteria;
- Kumpulan data dari sumber lain yang ada, yang bersangkut-paut dengan proyek penelitian yang akan dikerjakan;
- pelajari faktor-faktor deskriptif dan historis yang ada, yang akan merupakan latar belakang dari problema yang akan dipecahkan;
- Pelajari analisa deduktif dari problema yang telah dilakukan oleh orang lain.
Pustaka itu ada yang diterbitkan secara umum yang dapat dibaca di perpustakaan atau di tempat lain. Pustaka yang diterbitkan secara konfidensiil, misalnya sebagai laporan rahasia, tentunya amat sukar untuk mendapatkannya; mungkin masih bisa didapat dengan menghubungi orang/penulisnya secara langsung untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan, walaupun tidak terperinci. Demikian pula keadaannya dengan pengalaman orang lain bisa didapat dengan menghubungi orang bersangkutan atau dengan membaca tulisan nya kalau memang ada.
Umumnya suatu proyek penelitian dapat dilakukan dengan lebih dari satu metoda penelitian. Metoda penelitian itu berusaha mendapatkan gambaran yang terang mengenai semua faktor dan kekuatan yang terdapat di dalam problema dan berusaha mengetahui kemungkinan hubungan antara faktor-faktor dan kekuatan-kekuatan itu. Dengan bantuan hasil” perkenalan dengan pustaka dan pengalaman orang lain serta dengan ketajaman daya fikirnya sendiri, sipeneliti mencoba untuk menganalisa hubungan antara faktor dan kekuatan-kekuatan di dalam problema berdasarkan logika, konsep dan hukum ilmu pengetahuan yang ada. Analisa yang dikerjakannya dalam taraf ini disebut analisa deduktif pendahuluan. Hasil dari analisa deduktif pendahuluan ini nantinya akan merupakan sebagian atau seluruhnya dari hipotesa yang diajukan sebagai jawaban sementara dari problema yang dihadapi, yong masih akan diuji kebenarannya berdasarkan bukti yang akan dikumpulkan.
b. Penentuan Tujuan Penelitian
Tujuan dari suatu penelitian hendaknya diformulasikan secara spesifik dan jelas. Apabila tujuan itu belum spesifik dan jelas maka sesungguhnya penelitian bersangkutan belum dapat dijalankan; atau jika dipaksa menjalankannya, hasilnya tidaklah akan memuaskan. Sebagai misal dapat disebutkan umpamanya tujuan suatu penelitian yang dicantumkan secara sangat umum seperti “suatu studi mengenai usahatani di daerah X, Tujuan di atas sangat kabur karena usahatani Itu mengandung segi yang amat banyak. Segi mana dari usahatani di daerah X itu yang akan diteliti? Jenis usahatani apa yang ingin dicakup dalam penelitian itu?
Kaburnya tujuan penelitian akan berakibat kaburnya data yang akan dikumpulkan dan kaburnya hasil yang diperoleh. Dengan menentukan tujuan penelitian secara spesifik dan jelas, sipeneliti dapat menjaring data apa saja yang benar-benar diperlukan, hingga memudahkan pembuatan daftar pertanyaan (questionnaire) yang akan dipergunakan. Di bawah ini diberikan beberapa misal tentang formulasi tujuan suatu penelitian yang spesifik dan jelas:
- “Menaksir produktivitas beberapa faktor produksi dalam pertanaman padi di Demak”
- “Mempelajari struktur biaya dalam pertanaman padi ren- dengan di Karawang, Tasikmalaya dan Serang”.
- “Menaksir biaya produksi per satuan berat produk dalam pertanaman kopi perkebunan di Besuki”.
- “mempelajari mata-rantai dalam struktur tataniaga beras di Bogor’’
- “Mengevaluasi efek intensifikasi terhadap kenaikan produksi pada pertanaman padi di Jawa”
- dan lain-lain.
Di dalam suatu studi yang masih bersifat eksplorasi, tujuan penelitian dapat diformulasikan secara lebih umum, karena tujuan penelitian eksplorasi itu untuk mendapatkan gambaran umum dari daerah atau subjek yang diamati, yang hasilnya nanti dapat dipergunakan sebagai bahan dalam merancang proyek penelitian yang lebih lanjut.
c. Pembatasan Bidang Penelitian dan Penetapan Problema.
Meskipun tujuan penelitian telah ditetapkan secara spesifik dan jelas, tapi karena adanya pembatasan dalam soal waktu, alat-alat, tenaga dan biaya, pula karena banyaknya segi dari mana suatu problema dapat didekati, si peneliti haruslah membatasi bidang penelitiannya sampai suatu bentuk yang sederhana. Kebanyakan problema dalam ekonomi pertanian begitu erat jalin-menjalin dengan seluruh bidang dan segi dari penelitian yang akan dikerjakan. Sebagai suatu misal diberikan disini suatu penelitian untuk mencari dasar dalam menentukan tinggi harga padi pembelian pemerintah. Sipeneliti dapat mendekati persoalan itu dari beberapa sudut biaya produksi, dari sudut indeks harga barang-barang keperluan hidup di pasar ataupun dari sudut pahis, yaitu tingkat penghasilan petani produsen untuk dapat mempertahankan hidupnya secara layak. Jadi penelitiar semacam di atas itu perlu dibatasi bidangnya, misalnya hanya ditinjau dari satu segi saja. Memang suatu studi yang luas dapat mencakup seluruh aspek dari persoalan yang dihadapi. Tapi biasanya suatu penelitian terbatas pada menpelajari hanya beberapa aspek saja.
Pembatasan bidang dan segi penelitian itu kiranya masih belum mencukupi kalau problema yang akan dipecahkan belum diformulasikan dengan tegas dan jelas. Formulasi dari problema secara tegas dan jelas itu akan dapat memberikan jalan kepada sipeneliti cara mana yang dapat diperguna kan dalam mendekati persoalannya. Juga hal itu akan dapat memberikan gambaran mengenai hubungan penelitian yang akan dikerjakan dengan hasil penelitian dalam bidang yang sama yang telah pernah dikerjakan. Formulasi dari problema yang tegas dan jelas akan sangat mempermudah penyusunan daftar pertanyaan yang akan dipergunakan dalam pengumpulan data.
d. Penentuan Satuan-satuan Ukuran dan Kriteria-kriteria
Di dalam ekonomi pertanian salah satu kesukaran yang sampai saat ini belum dapat diatasi dengan memuaskan ialah penentuan satuan-satuan ukuran untuk banyak faktor penting. Misalnya faktor-faktor seperti pengelolaan, selera (taste), kegunaan (utility), dll. belum dapat diukur dengan suatu satuan ukuran yang obyektif dan memuaskan.
Jika akan mengadakan suatu analisa kwantitatif harus lah ditentukan satuan-satuan ukuran dari faktor-faktor yang analisa. Sebutkan dengan jelas satuan-satuan apa yang akan dipakai mengukur faktor-faktor seperti penghasilan, luas tanah, luas usaha, modal, kerja, investasi,dll. Tanpa satuan-satuan ukuran untuk faktor-faktor bersangkutan, analisa kwantitatif tidak dapat dikerjakan.
Disamping penentuan satuan-satuan ukuran di atas, tidak kalah pentingnya penentuan kriteria-kriteria untuk faktor-faktor dan keadaan yang akan diteliti. Batasi dan tentukan dengan jelas apa yang misalnya dimaksudkan dengan usahatani, penghasilan pokok, hari-pria, pendapatan, balas jasa, kredit, fragmentasi tanah garapan, dll. Apabila kriteria-kriteria itu tidak ditentukan dengan jelas, mungkin sekali tafsiran-tafsiran para pencacah dan para penjawab terhadap kata yang sama, akan berbeda-beda. Pula mungkin sekali orang lain tidak dapat mengikuti analisa yang dibuat, sebab ia itu mungkin mempunyai pengertian yang tidak sama mengenai istilah-istilah yang dipergunakan.
e. Penyusunan Hipotesa
Hipotesa itu merupakan kemungkinan jawaban duri problema yang diajukan. Ia mungkin timbul sebagai dugaan yang bijaksana dari sipeneliti atau diturunkan (deduced) dari teori yang telah ada. proyek penelitian mengenai harga, dimana diajukan problema Sebagai suatu misal diberikan suatu apa sebab harga barang K dalam tahun 1963 lebih tinggi deri pada tahun 1962″.
Dari problema di atas mungkin timbul hipotesa2 yang diturunkan dari suatu teori ekonomi, misalnya:
- Produksi barang X dalam tahun 1963 mengalami kemunduran of tahun 1962, sedang permintaan tinggal tetap.
- Pemakaian barang dalam tahun 1963 bertambah of tahun 1962, hingga mengubah kurva permintaan, sedang penawaran tinggal tetap.
- Kombinasi dari (1) dan (2).
- dan lain-lain.
Jelaslah bahwa pemikiran hipotesa itu tidak bebas dari formulasi problema. Problema dan hipotesa yang disusun dengan teliti dan jelas akan mempermudah dalam menentukan data apa yang perlu dikumpulkan oleh sipeneliti. Ia tak perlu melihat semua data yang mungkin dapat diperoleh; data yang tidak diperlukan di dalam analisa nanti tidak perlu dikumpulkan sebaliknya bahaya tidak ikut dikumpulkannya data yang diperlukan akan dapat dihindarkan.
f. Pemilihan metoda dan prosedur pengumpulan data.
Setelah problema hipotesa diformulasikan, sampailah sipeneliti pada tingkat menentukan, apakah data yang diperlukan untuk menuji hipotesa dan menjawab problema itu akan dikumpulkan dari sumber yang telah ada dalam pustaka ataukah akan dikumpulkan langsung dari individu-individu/ badan-badan hingga didapatkan data tangan pertama (first-hand data). Jika sipeneliti bermaksud untuk mendapatkan tangan-pertama, pada tingkat ini juga ia harus menentukan metoda apa yang akan gunakannya. Apakah ia akan mempergunakan metoda “cash atau metoda survey”. Kemudian harus ditentukan pula pada pengambilan contoh (sampling method) mana yang akan dipergunakan. Penentuan-penentuan di atas itu haruslah dilakukansesuai dengan tujuan penelitian, sifat penelitian dan perbatasan unsur yang tersedia.
Khusus dalam hubungan dengan pengumpulan data perlu disebutkan pembuatan daftar pertanyaan, rencana analisa dan pemilihan pencacah tapi hal tersebut akan dibahas lebih mendalam dalam fasal pelaksanaan proyek penelitian dan dalam bab IV tentang alat-alat pembantu dalam pengumpulan data.
g. Penentuan Daerah waktu Penelitian
Berdasarkan terbatasnya unsur-unsur yang tersedia, perlulah penelitian itu dibawa sampai suatu daerah dan waktu tertentu. Antara pembahasan daerah dan waktu penelitian dengan kesimpulan dan hasil penelitian yang diambil, unsur yang tersedia makin dapat dihemat dan kesimpulan hasil penelitian akan tegas. Tapi di lain pihak kesimpulan dan tafsiran yang ditarik itu hanya mempunyai kegunaan (application) pada daerah yang sempit.
h. Penyusunan Regu Peneliti
Untuk suatu penelitian yang semua bidang aktivitas dari perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data dan penulisan laporan dikemukakan sendiri oleh sipeneliti, hal penyusunan regu penelit dengan sendirinya tidak menjadi persoalan.
Pada umumnya suatu proyek penelitian itu tidaklah dapat dikerjakan sendiri oleh peneliti. Mungkin sipeneliti itu akan bertindak sebagai pemimpin umum proyek, sedang ia perlu dibantu oleh suatu staf yang menjadi pembantu-pembantu dari pemimpin proyek. Selain itu ia masih dibantu oleh sejumlah pengawas (supervisors) dan pencacah (enumerators) dalam pengumpulan datanya. Jika demikian keadaannya, persoalan penyusunan regu peneliti ini wajib mendapat perhatian sebagaimana mestinya.
Diantara macam atau sifat proyek penelitian dan regu penelitian terdapat hubungan yang sangat erat. Tenaga-tenaga yanag terhimpun dalam regu untuk melaksanakan suatu proyek penelitian hendaklah mempunyai kemampuan teoritis dan praktis dalam bidang proyek yang hendak diteliti itu. Apabila macamproyek berubah, regu peneliti juga harus menyesuaikan diri dengan perubahan itu, hingga regu tetap memeiliki kemampuan teoritis dan praktis seperti telah disebutkan di atas.
Dalam penyusunan regu itu melaksanakan suatu proyek penelitian tertentu, tiga hal yang meminta perhatian pemimpin proyek, yaitu:
- Perkenalan tenaga-tenaga anggota regu dengan bidang proyek yang diteliti,
- Pengetahuan tenaga-tenaga itu dengan metode penelitian yang akan dipergunakan dan
- Sikap dan perhatian tenaga-tenaga itu untuk tiap tahap dari penelitian
i. Penentuan Anggaran Belanja.
Pengalaman-pengalaman yang telah lalu merupakan penuntun yang sangat baik dalam menentukan dan menyusun anggaran belanja suatu proyek penelitan. Seringkali anggaran itu ditentukan terlalu kecil, hingga ditengah-tengah penelitian anggaran tersebut sudah habis terpakai. Anggaran yang ditentukan terlalu besar juga tidak baik, karena akan menghambat penemitian yang lain. Penentuan dan penyusunan anggaran belanjan untuk suatu penelitian biasanya dibagi dalam lima pos sbb :
- Pos anggaran belanja untuk mempersiapkan proyek penelitian. Perencanaan proyek terdiri dari beberapa pekerjaan yang memerlukan biaya. Perkenalan tentang pustaka dan pengalaman orang lain myngkin akan memakan biaya yang agak besar apabila perpustakaan dan orang-orang yang akan dihubungi berkedudukan jauh. Mungkin juga ada buku, risalah, peta, dll, yang perlu disalin atau diperbanyak. Pembuatan, pengujian, perbaikan dan memperbanyak daftar pertanyaan (questionnaire) sudah tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.
- Pos anggaran belanja untuk pengumpulan data. Anggaran ini terutama digunakan untuk biaya perjalanan dan biaya hidup dari para petugas dalam pengumpulan data itu. Makin luas daerah yang diselidiki Dan makin banyak mempergunakan tenaga-tenaga pencacah, biaya untuk pengumpulan data ini menjadi semakin besar.
- Pos anggaran belanja untuk pengolahan data. Secara umum dapat dikatakan, bahwa biaya pengolahan data ini dipergunakan untuk upah menganalisa data, hitung menghitung, klasifikasi, penarikan kesimpulan dan pembuatan laporan. Apabila suatu penelitian memerlukan alat baru untuk pengolahan data seperti mesin hitung, dll dalam anggaran tersendiri dan bukan ke dalam pos pengolahan data.
- Pos Anggaran belanja untuk penerbitan hasil penelitian. Besarnya anggaran ini sangat bergantung pada macam dan bentuk penerbitan yang diinginkan. Jika hasil penelitian akan diterbitkan dalam bentuk laporan yang diketik dan dalam jumlah eksemplar yang sangat terbatas, biaya untuk itu juga akan menjadi rendah. Sebaliknya hasil penelitian akan diterbitkan sebagai suatu pabrikasi yang dicetak atau distensil, biaya itu harus diperhitungkan sebagaimana mestinya. Ke dalam pos anggaran ini termasuk biaya untuk pembelian kertas-kertas ketik dan stensil, sheet-sheet stensil, tinta stensil, dll. Selain itu upah mengetik juga dimasukkan ke dalam pos ini.
- Pos uang jasa. Apabila penelitian itu mempergunakan tenaga tenaga yang perlu mendapatkan uang jasa (honorarium) tersendiri, hal itu haruslah mendapatkan perhatian di dalam menetapkan anggaran belanja penelitian.
Di dalam menetapkan anggaran belanja untuk suatu penelitian tidaklah bijaksana untuk menyusun anggaran yang terlalu terikat (too rigid). Hal ini disebabkan karena di dalam pelaksanaan penelitian itu ada saja hal-hal yang semula dirancangkan ternyata tidak perlu dikerjakan. Sebaliknya ada saja hal-hal yang semula tidak dirancangkan tapi Ternyata harus dikerjakan. Untuk menjaga kemungkinan terakhir ini, umumnya diadakan satu pos tambahan untuk menampung pengeluaran-pengeluaran yang semula tak dirancangkan atau tak diduga, yang biasanya diambil 5 – 10% dari seluruh anggaran belanja penelitian.
j. Perumusan pernyataan proyek penelitian
Pernyataan proyek penelitian (research project statement) amat penting artinya di dalam rencana suatu penelitian. Perencanaan proyek yang tidak jelas menggambarkan bahwa rencana penelitian itu juga belum jelas. Jika rencana yang belum jelas akan dijalankan, hasil yang akan diperoleh juga tidak akan jelas. Suatu pernyataan proyek penelitian hendaknya mengandung di bawah ini :
- judul proyek, yang diformulasikan dengan singkat, tegas dan jelas;
- problema yang diajukan yang diformulasikan secara spesifik dan kalau perlu disusun dalam kalimat-kalimat pernyataan yang tegas dan jelas;
- tujuan penelitian, yang juga diformulasikan secara spesifik dan jelas;
- kegunaan proyek (justification) , yang merupakan penjelasan Apa sebab proyek bersangkutan dianggap penting untuk dijalankan;
- hipotesa;
- rencana kerja yang menyebutkan secara garis besar mengenai metode penelitian, metode pengambilan contoh dan rencana analisa yang dipakai;
- waktu penelitian, yang menyebutkan berapa lama penelitian akan memakan waktu, kapan akan dimulai dan kapan akan diakhiri;
- susunan regu peneliti, yang menyebutkan orang-orang yang akan mengambil bagian dalam penelitian itu; siapa menjadi pemimpin proyek, pembantu-pembantu, pengawas-pengawas, pencacah, pengolah data, dsb,
- biaya penelitian, yang menyebutkan secara garis besar berupa biaya yang diperlukan dan untuk apa saja biaya yang diperlukan itu;
- pustaka, yang menyebutkan hasil apa saja yang telah diperoleh orang lain dalam bidang proyek tersebut; juga disebut orang yang mendapatkannya beserta tulisannya;
- dan lain-lain hal yang sekiranya dicantumkan.
- Pelaksanaan proyek penelitian
Perencanaan proyek penelitian yang seksama merupakan setengah jaminan akan berhasilnya suatu penelitian. Setengah jaminan yang lain ditentukan oleh pelaksanaan proyek penelitian bersangkutan. Ini berarti, bahwa meskipun perencanaan suatu proyek telah dilakukan dengan seksama, Tetapi kalau pelaksanaannya kacau dan tidak baik, hasilnya tidak akan memuaskan. Banyak rencana penelitian yang baik telah memberikan hasil yang tidak memuaskan, karena tenaga-tenaga laksananya tidak bersungguh-sungguh dan memandang pekerjaan itu sebagai barang sambilan atau sebagai iseng-iseng saja. Banyak pencacah yang ditugaskan Untuk pengumpulan data ke daerah-daerah, Sesampainya di tempat bertugas lalu lebih tertarik pada soal-soal lain daripada soal penelitian yang menjadi tugasnya, yang dalam tindakan-tindakannya lalu lebih menyerupai seorang parawisatawan daripada seorang pencacah. Sering kali pencacah-pencacah memang bersungguh-sungguh dalam melakukan tugasnya tapi karena tidak mengerti benar-benar mengenai tugas yang dihadapinya, misalnya tidak menguasai benar tentang apa yang disebutkan dalam daftar pertanyaan seperti kriteria-kriteria, definisi-definisi, satuan-satuan ukuran, dsb., juga telat tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan.
Pelaksanaan proyek penelitian itu terdiri dari lima hal di bawah ini:
(a) mencari hubungan (b) mengumpulkan data (c) mengolah data (d) menarik kesimpulan, (e) menyusun laporan
Masing-masing pekerjaan di atas mempunyai sumbangannya sendiri-sendiri terhadap keseluruhan penelitian. Satu antara lainnya jalin-menjalin dengan erat. Hubungan yang buruk dengan golongan yang akan memberikan keterangan-keterangan tangan pertama, berakibat buruk terhadap data yang dikumpulkan. Data yang dikumpulkan itu tidak akan mempunyai nilai kebenaran yang tinggi. Selanjutnya data yang buruk walaupun diolah dengan metode yang bermutu tinggi akan tetap saja memberikan hasil yang tidak memuaskan. Akhirnya hasil analisa yang tidak tepat akan berakibat kelirunya atau tidak tepatnya kesimpulan yang ditarik. demikian kekurangan-kekurangan pada satu langkah akan berakibat buruk pada langkah-langkah selanjutnya. Di bawah ini masing-masing langkah itu akan dibahas lebih lanjut.
(a) Mencari Hubungan
Sebelum suatu penelitian diadakan, dua golongan harus dihubungi terlebih dahulu. Golongan pertama ialah sebagai bahan pengambilan kebijaksanaan, maupun sebagai bahan penyuluhan hal ini perlu dikerjakan untuk mendapatkan persesuaian paham mengenai apa-apa yang mereka perlukan. Hasil penelitian yang tidak sesuai dengan kebutuhan pihak pemakai berarti telah Kehilangan kegunaannya.
Golongan kedua yang perlu dihubungi ialah mereka akan memberikan data tangan pertama. Hal ini sangat penting agar terdapat rasa pengertian yang timbal – balik yang memungkinkan dikumpulkannya data yang sebaik mungkin. Salah pengertian dari golongan ini berakibat tidak bersedianya mereka membantu penelitian. Hal ini lebih-lebih lagi terasa dalam melakukan penelitian yang problemnya langsung menyangkut kepentingan mereka, sebagai misalnya penelitian dalam soal-soal tanah seperti luas tanah, hasil tanah, nilai tanah, status tanah, dsb. Di daerah sengketa ttana, seperti kampung-kampung yang didirikan di atas tanah-tanah perkebunan secara tidak syah. Apabila golongan penjawab tidak bersedia sama sekali membantu penelitian, yang dikerjakan dengan jalan tidak mau memberikan keterangan-keterangan maka sudah pasti bahwa penelitian itu tidak mungkin dapat berjalan. Mereka masih bersedia membantu penelitian Sampai suatu batas tertentu tapi diliputi oleh rasa tidak percaya akan Maksud baik dari penelitian bersangkutan, maka keterangan-keterangan yang mereka berikan tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya sebab telah sengaja disimpangkan.
(b) Mengumpulkan Data
Pengumpulan data ini haruslah dikerjakan sesuai dengan metode yang dipergunakan. Sekali metode penelitiannya dan metode pengambilan contohnya sudah ditetapkan, si pencacah sekali-kali tidak boleh mengubah penetapan metode-metode di atas tanpa persetujuan pemimpin proyek. Hal ini lebih-lebih harus diperhatikan, apabila penelitian itu mempengaruhi banyak pencacah. Para pencacah dalam tafsiran tafsiran dan tindakannya haruslah menunjukkan suatu keseragaman. Apabila satu atau lebih pencacah melanggar ketentuan-ketentuan telah ditetapkan dalam rencana, maka hasil yang diperoleh para pencacah itu tidak lagi dapat diperbandingkan satu antara lainnya. Sebagai misal di bawah ini Kemukakan suatu proyek penelitian untuk menaksir penghasilan usaha taninya di suatu daerah X. Di dalam rencana telah ditetapkan oleh pemimpin proyek, bahwa ke dalam penghasilan usaha tani itu termasuk nilai dari hasil tanaman, ikan dan hasil ternak yang dijual dan dikonsumsi. Misalkan penelitian itu mempergunakan dua orang pencacah si A dan si B. Sampai di daerah penelitian si A berpegang teguh pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di atas. Sedangkan si B, karena mengalami kesukaran dalam memperoleh data mengenai nilai barang-barang hasil pertanian yang dikonsumsi, lalu mengambil kebijaksanaan untuk tidak memasukkan nilai hasil yang dikonsumsi itu. Akibat dari tindakannya itu ialah bahwa Angka yang diperoleh si A tidak dapat lagi dibandingkan dengan angka yang diperoleh si B.
Ada hal-hal tertentu di mana para pencacah dapat mengambil kebijaksanaan sendiri, misalnya dalam teknik mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dalam menentukan individu mana yang akan dihubungi terlebih dahulu atau dalam menentukan di mana individu itu sebaiknya dihubungi, dsb.
Data yang baik merupakan keharusan dari suatu penelitian untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya. Apabila sebagian besar dari data yang dikumpulkan itu rendah nilai kebenarannya, hasil penelitian yang diperoleh akan tidak menggambarkan keadaan sebenarnya, tidak peduli metode pengolahan data apapun yang dipergunakan.
(c) Mengolah Data
Sewaktu merencanakan proyek penelitian, si peneliti seharusnya sudah mempunyai rencana mengenai metode pengolahan datanya. Iya seharusnya sudah mempunyai bayangan bagaimana bentuk dan macamnya tabel-tabel dan grafik-grafik yang akan dihasilkan oleh analisa itu.
Pengolahan data ini meliputi penyusunan data dan analisa data. Data itu dapat disusun secara teratur (ordered data) atau secara golongan-golongan(grouped data). Analisa data dapat dilakukan dengan analisa tabulasi, analisa grafis atau analisa numerik. Metode analisa mana yang akan dipergunakan tergantung dari sifat penelitian itu sendiri. Apabila suatu penelitian hanya ingin mendapatkan gambaran yang agak kasar tentang suatu masalah, barangkali analisa tabulasi dan analisa grafis sudah mencukupi. Analisa numerik adalah relatif paling sukar dan memakan waktu paling banyak, Tapi sebaliknya akan dapat memberikan kesimpulan yang relatif paling terperinci.
(d) Menarik Kesimpulan
Kesimpulan dari suatu penelitian haruslah didasarkan atas hasil yang diperoleh dari analisa data. Di dalam penarikan kesimpulan itu harus dibedakan tiga hal, yaitu:
- kesimpulan-kesimpulan apa yang dapat ditarik dari hasil analisa data. Dari tabel-tabel dan grafik sudah dapat ditarik kesimpulan kesimpulan sementara, yang seringkali dapat dikuatkan dengan analisa numerik.
- seberapa nilai kepercayaan (degree of significancy) dari kesimpulan-kesimpulan yang ditarik itu. Peneliti mempergunakan metode statistik di dalam pengolahan datanya, derajat nilai kepercayaan dari kesimpulan-kesimpulan yang ditarik itu seringkali dapat
- untuk siapa kesimpulan-kesimpulan yang ditarik itu berlaku hal ini tergantung dari metode penelitian yang dipergunakan itu metode ” case “, kumpulannya hanya berlaku bagi individu yang diselidiki. Tapi jika yang dipergunakan metode ” survey ” dengan metode pengambilan contoh yang benar, maka kesimpulan-kesimpulan yang di tarik itu berlaku bagi seluruh populasi yang diselidiki.
(e) Mnyusun Laporan
Penyusunan laporan merupakan tingkatan terakhir – dan amat penting – dari suatu penelitian. Penafsiran dan pelaporan tidaklah mungkin dilakukan tanpa perhatian yang seksama dari tiap langkah dalam penelitian yang dikerjakan.
Apabila hasil penelitian itu tidak dilaporkan kepada orang atau badan yang berkepentingan dan / atau yang menaruh perhatian, maka nilai dari penelitian yang dilakukan menjadi hilang. Banyak penelitiannya di bidang Ekonomi Pertanian dewasa ini tidak sampai kepada orang-orang yang menaruh perhatian karena tidak diterbitkan hasilnya.
Di dalam menyusun laporan penelitian itu ada dua hal yang harus mendapat perhatian, yaitu;
- isi laporan. Isi laporan itu haruslah serasi (konsistent). Haruslah terlihat hubungan yang jelas antara problema yang diajukan, hipotesa yang dikemukakan, data yang dikumpulkan, analisa data penarik kesimpulan. Mengenai hal itu tidak diberikan patokan-patokan tertentu yang dapat dijadikan pedoman, melainkan tergantung dari kepandaian si pelapor dengan berpegang pada ketentuan yang telah disebutkan di atas.
- bentuk dan di susunan laporan. Laporan penelitian mempunyai bentuk dan susunan tertentu, yang mungkin berbeda-beda menurut ketentuan-ketentuan yang diberikan oleh badan-badan atau lembaga-lembaga penelitian yang mengharapkan laporan itu. Di dalam bentuk dan susunan itu termasuk bentuk dan susunan halaman depan, halaman judul, cara pembuatan kutipan, cara membuat ” footnotese “, cara menyusun tabel-tabel, gambar-gambar, daftar pustaka dll.