Untuk menghadapi dunia masa mendatang yang penuh keterbatasan dan persaingan, maka hanya ada satu jawaban bagi generasi mendatang agar dapat survive, yaitu dengan cara mempertebal kepercayaan diri…
Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri atau self confident adalah keyakinan pada kekuatan diri. Setiap orang harus benar-benar yakin, bahwa dia memiliki kekuatan dan kemampuan. Jika seseorang tidak yakin akan kekuatan dan kemampuan dirinya, berarti orang tersebut dapat dikatakan tidak mempunyai kepercayaan diri. Tanpa kepercayaan diri yang cukup, kiranya sulit untuk merasa sukses dan bahagia, sebab untuk meraih sukses dan bahagia diperlukan kepercayaaan diri yang penuh. Seberapa besar keyakinan seseorang tentang kemampuan dan kekuatan dirinya, menggambarkan seberapa besar tingkat kepercayaan dirinya.
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi suatu tugas atau pekerjaan. Dalam praktik, kepercayaan diri ini terlihat dari sikap untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang harus dihadapi. Kepercayaan dirinya teruji ketika dia harus memulai, melakukan dan menyelesaikan tugasnya. Kemantapan diri dan ketepatan cara memulai, kelancaran dan ketertiban waktu melaksanakan tugas dan kebagusan hasil akhir tugasnya menunjukkan seberapa jauh kepercayaan dirinya.
Meskipun kepercayaan diri ini kadang-kadang terlihat selintas oleh orang lain, namun kepercayaan diri itu sebenarnya tidak dapat dilihat oleh orang lain. Kepercayaan diri hanya dapat dirasakan oleh yang bersangkutan dalam bentuk kemantapan hati menghadapi tugas yang harus dilaksanakan.
Kepercayaan Diri versus Rendah Diri
Kepercayaan diri yang rendah dicerminkan oleh rasa kikuk, rikuh atau rasa rendah diri. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak orang menderita penyakit minderwardig atau inferior complex. Penyakit ini muncul karena ia selalu bimbang dan mundur setiap akan memulai suatu aktivitas. Sering suatu aktivitas yang sudah dimulai berhenti di tengah jalan bahkan tidak dilanjutkan hanya karena tidak percaya atas kemampuannya sendiri.
Sebenarnya, seseorang yang menderita penyakit minderwardig atau inferior complex, tidak perlu merasa gusar, karena ada langkah-langkah tertentu yang dapat menolongnya keluar dari kesulitan tersebut. Langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Cari Jawaban
Seseorang harus dapat menemukan jawaban mengapa dia merasa tidak mampu ataupun rendah diri. Harus dianalisa dan dipikirkan secara tenang dan objektif untuk dapat memperoleh jawaban tentang faktor apa saja yang kiranya menyebabkan ia merasa kurang mampu atau merasa rendah diri. Seseorang merasa kurang mampu karena merasa berpendidikan rendah, tidak mempunyai modal atau pengalaman, merasa dilepas sendiri, merasa asing tentang apa yang akan dihadapi, dan sebagainya. Seseorang merasa rendah diri mungkin karena ia merasa dirinya miskin atau melarat, merasa cacat, penampilan atau rupa yang jelek, merasa orang rendahan, orang dusun, rasa asing atau rasa kecil dihadapan orang lain. Jika faktor penyebab rendah diri itu sudah dapat diketahui, selanjutnya pertimbangkan dan jawab secara tenang, jujur dan dengan pikiran yang jernih: Apakah sesungguhnya patut merasa rendah diri karena faktor tersebut?; Cari cara atau langkah untuk mengurangi atau menghilangkan faktor penyebab itu; Ridho dan bersyukur kepada Tuhan atas karunia atau pemberian-Nya berupa kepandaian, rupa, badan, otak dan lain-lain.
Yakinlah, bahwa Tuhan akan selalu membantu anda keluar dari kesulitan tersebut.
3. Kepecayaan Diri itu Relatif dan Dinamis
Kepercayaan diri adalah sifat internal seseorang dan bersifat sangat relatif, baik antara seseorang dengan orang lain ataupun pada seseorang tetapi beda tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Seseorang mungkin mempunyai kepercayaan diri yang besar dalam melakukan suatu pekerjaan, tetapi kepercayaan dirinya mungkin berkurang atau bahkan hilang jika ia melakukan pekerjaan lain.
Kepercayaan diri juga bersifat dinamis. Seseorang yang semula mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk mengendarai mobil, kemudian kepercayaan dirinya berkurang karena makin tua atau karena mengalami kecelakaan. Usia dan kondisi kesehatan seseorang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri yang bersangkutan. Secara umum orang yang makin tua, terutama yang melewati setengah umur makin berkurang kepercayaan dirinya dalam kegiatan yang bersifat fisik. Namun sebaliknya usia yang makin lanjut, makin memberi kepercayaan diri yang tinggi untuk mengatasi berbagai masalah non-fisik walaupun mungkin relatif kompleks.
Sukses dan Kegagalan
Kepercayaan diri yang dimiliki seseorang dapat terkikis dan bertambah bergantung pada berbagai faktor. Salah satu faktor yang peting dalam mempengaruhi peningkatan atau pengurangan kepercayaan diri seseorang adalah faktor kegagalan atau keberhasilan dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan. Kegagalan yang berulang dan beruntun dapat mengurangi kepercayaan diri seseorang dan sebaliknya kepercayaan diri seseorang akan meningkat apabila dia sering berhasil atau sukses dalam melaksanakan pekerjaannya.
Kemungkinan gagal atau sukses dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ditentukan oleh tingkat kemudahan atau kesulitan pekerjaan dan oleh tingkat kemampuan seseorang. Semakin sulit pekerjaan yang akan dilaksanakan maka akan semakin besar kemungkinan pekerjaan tersebut gagal. Makin sulit pekerjaan makin diperlukan kepercayaan yang tinggi. Untuk meningkatkan kepercayaan diri, seseorang harus berusaha sebanyak mungkin membuat sukses. Untuk itu seyogyanya seorang harus melatih diri secara bertahap untuk menghindari kegagalan. Tingkat kesulitan hendaknya tidak jauh dari kemampuan yang dimiliki.
Antara kemampuan dan kepercayaan diri memang saling berkaitan. Seseorang akan mampu menyelesaikan suatu pekerjaan yang sulit apabila ia pernah menyelesaikan pekerjaan serupa dengan tingkat kesulitan yang hampir sama. Kepercayaan diri seseorang makin bertambah jika setahap demi setahap dia dapat menyelesaikan pekerjaan yang tingkat kesulitannya makin bertambah. Dengan cara pengembangan kemampuan menyelesaikan pekerjaan dari yang relatif mudah sampai yang relatif sulit, maka kepercayaan dirinya dapat dikembangkan pula.
5. Kemampuan dan Kepercayaan Diri
Untuk mencegah, menghindari atau mengurangi kemungkinan erosi atau pengikisan terhadap kepercayaan diri, maka seseorang harus pandai memilih pekerjaan atau cara menyelesaikan pekerjaan yang dihadapi agar tidak melampaui batas kemampuannya. Janganlah terlalu bernafsu untuk melakukan “loncatan jauh” dalam waktu singkat, apabila kondisi dan kemampuan atau pun pengalamannya berada diluar batas yang mungkin dapat dicapainya. Hal ini hendaknya jangan ditafsirkan sebagai sesuatu untuk menakuti (discourage) seseorang yang bergairah dan berambisi untuk mencapai sukses yang besar. Tentu saja ambisi dan semangat menggelora sangat diperlukan untuk mencapai suatu sukses, namun ukuran kemampuan seseorang banyak ditentukan oleh latihan dan pengembangan diri melalui pengalaman.
“Lompatan jauh” hanya akan dapat tercapai melalui latihan dan kerja keras secara sistematis. Ibarat orang ingin menggugurkan sebuah bangunan besar dia dapat memilih dengan cara sekali pukul atau secara bertahap sedikit demi sedikit. Cara pertama relatif singkat namun memerlukan upaya, tenaga dan dana yang sangat besar. Hanya mereka yang mempunyai kemampuan sangat tinggi dalam arti teknologi, pengalaman, tenaga, dan dana dapat melakukan pekerjaan besar dalam waktu singkat tersebut. Kemampuan yang besar itu sesungguhnya juga hasil dari suatu perjalanan yang panjang pula. Cara kedua memang lebih lama, namun relatif lebih “ringan” karena upaya, tenaga dan dana yang diperlukan untuk setiap tahapan pekerjaan relatif kecil. Cara kedua ini memberikan kemungkinan berhasil lebih besar, terutama bagi mereka yang belum mampu atau belum ”developed”.
Kepercayaan diri ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik dari segi perencanaan, sistematikanya, teknis pelaksanaannya, efisiensi waktu, biaya dan tenaga serta baik hasil akhir yang diperoleh. Jika seseorang dapat memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan tertib, cekatan, mantap dan lancar, maka hal itu menunjukkan bahwa pekerjaan dilaksanakan dengan penuh kepercayaan diri. Selain itu, faktor ketenangan, ketekunan dan kegairahan dalam melakukan suatu pekerjaan secara langsung ataupun tidak dapat menunjukkan kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan diri yang kurang atau labil dapat menyebabkan cara kerja yang canggung, tersendat-sendat, acak-acakan dan hasilnya tentu kurang baik dan tidak memuaskan.
Ada orang yang dalam waktu relatif singkat telah mampu menguasai suatu pekerjaan, ada pula yang memerlukan waktu lebih lama untuk pekerjaan yang sama. Hal ini berlaku juga untuk berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari seperti memahami pengetahuan kimia, biologi dan fisika pada proses belajar; paham dan terampil dalam berdagang; terampil dan cekatan dalam merefarasi mobil; mahir dalam bidang komputer; mahir memainkan biola/alat musik lain, berenang, main tenis, dll.
6. Sikap Mental dan Kepercayaan Diri
Optimisme dan keberanian mengambil resiko dalam menghadapi suatu tantangan tugas tidak luput dari pengaruh kepercayaan diri yang ada. Optimisme dan keberanian yang melampaui batas kemampuan sering disebut over optimistic atau terlalu berani atau “nekad”. Tentu saja dalam hal yang terlalu atau lewat batas tersebut kemungkinan berhasil adalah kecil. Oleh sebab itu, sebaiknya optimisme dan keberanian mengambil resiko didasarkan perhitungan matang dan disesuaikan dengan singkat kepercayaan diri yang ada. Keberanian yang tinggi pada perhitungan yang masak dan didasari kepercayaan diri yang tinggi pula akan dapat membuahkan sukses yang besar, minimal jika kurang berhasil hanya akan merugi sedikit.
Tingkat kemandirian atau kemampuan untuk berdiri sendiri erat hubungannya dengan tingkat kepercayaan diri seseorang. Seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi relatif akan mampu menghadapi dan menyelesaikan suatu pekerjaan tanpa harus menunggu perintah atau “bantuan” orang lain. Kemandiriannya dalam segi inisiatip dan kemampuan untuk dapat menolong dirinya sendiri dari masalah yang harus dihadapi. Tentu saja kepercayaan diri yang tinggi yang dapat mengangkat tingkat kemandirian seseorang adalah hasil kerja keras yang sistematis selama beberapa minggu, bulan bahkan beberapa tahun dengan tekun.
Kepercayaan diri secara langsung atau tidak langsung, baik disadari atau tidak, akan mempengaruhi sikap mental seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif, kreatifitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, kegairahan kerja, karya dan sebagainya banyak dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan, keterampilan serta kewaspadaannya. Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk meningkatkan karsa dan karya seseorang, sebaliknya setiap karya yang dihasilkan akan menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri. Kreatifitas, inisiatif, kegairahan kerja, dan ketekunan akan banyak mendorong seseorang untuk mencapai karya yang memberikan minimal kepuasan bathin. Hal ini tentu makin mempertebal keyakinan dirinya.