Catatan Seminar Hasil Skripsi Sri Rohayati

ANALISIS KOMPARASI DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM INDONESIA, MALAYSIA DAN THAILAND DI

PASAR INTERNASIONAL PERIODE 1990-2017

Jackson Banjarnahor
Apa argumentasi memberikan saran peningkatan mutu.. untuk meningkatkan daya saing?
Bagaimana perbedaan kualitas produk karet tiga negara di pasar internasional?
Tidak ada informasi dari peneliti tentang RSS

Siti Nuraini
Halaman 83. Peningkatan nilai ECI di pasar internasional, pada hal ada data penurunan nilai ECI.

Fina Febrina
Halaman 83. Gambar 7. Apakah gambar ini mengindikasikan harga tidak meningkat ketika volume ekspor meningkat
Apakah ITRC mampu meningkatkan daya saing ekspor masing-masing negara?

Bpk. Prof. DMT. Napitupulu….
Tabel 1. Produksi karet alam… tetapi penjelasannya adalah anggota ITRC.
Latar belakang, masih belum kuat betul untuk meneliti membandingkan 3 negara….mengapa dengan malaytsia dan thailand… mengapa tidak dengan vietnam? dan lainnya?… padahal Malaysia berada di rangking yang ke 6.
Mestinya peneliti sedikit memberikan informasi mengenai fenomena perdagangan karet alam (tata niaga)
Gambar 1 sebaiknya polygon atau grafik garis saja.
Jika kita mempelajari daya saing… kita menekankan aspek supply atau demand? Mestinya yang lebih tonjolkan adalah demandnya…..Dari segi harga…. dengan standar yang sama… malaysia memperoleh harga yang leih tinggi dibanding Indonesia… Bukankah ini bukti bahwa daya saing Malaysia lebih tinggi dari Indonesia?
Untuk daya saing komparatif… kita bisa menggunakan RCA
Tetapi untuk daya saing kompetitif… apa indikatornya yang tepat?
Meskipun peneliti hanya membandingkan saja… tetapi sebaiknya peneliti juga mempunyai jawaban terhadap permasalahan yang terjadi.
Mengapa tidak coba membahas faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing?
Indikator ISP? menurut peneliti penting tidak? Jika diperkirakan kurang penting… maka sebaiknya tidak perlu dibahas di dalam skripsi.
Apa yang harus kita perbuat supaya daya saing kita menjadi lebih tinggi?

Bpk. Dr. Edison….
Jika ingin melihat daya saing… maka pendekatannya nilai komoditi atau fisiknya? Jika nilai komoditi maka di dalam latar belakang belum ada informasi yang komprehensif tentang nilai komoditi, minimal data 5 tahun terakhir. Ini yang difokuskan untuk melihat daya saing.
Jika di lihat dari tujuan… tujuan 1… mengapa tidak diekplisitkan nilai ekspor saja?
Ada beberapa keganjilan…. Satu sisi daya saing Indonesia di atas 1…. tetapi di lain pihak tidak mempunyai pengaruh signifikan. Mungkin karena data masih kurang… data peneliti 28 tahun… minimal data sebaiknya 30 tahun.
Bahasa redaksi hipotesis….bisa diperbaiki kembali.

Ibu Riri Oktari Ulma, M.Sc…
Halaman 73… di akhir paragraf…Dari segi data luas lahan Indonesia tidak kalah dengan Malaysia….. Lalu implikasi apa yang diperlukan untuk kualitas bibit karet kita.
Argumen mengapa 3 negara yang diteliti?
Fenomena luas lahan di malaysia yang menurun… pasti berdampak kepada nilai ekspor…dan Malaysia juga sudah mengekspor hasil olahan karet.
Halaman 95. 4.3.2. Indoneia dan Thailand……Bagaimana yang lain?
Dibutuhkan satu Tabel lagi yang membandingkan indikator di tiga negara.
Kesimpulan 1. ….. Tuangkan dalam bentuk angka secara ringkas…. tidak hanya dalam bentuk narasi.
Kesimpulan 2. Apa faktor yang nilainya menjadi lebih tinggi… ditegaskan saja

Prof. Zulkifli…..
Selama masih memungkinkan memperdalam pembahasan terkait dengan daya saing, maka akan lebih baik.
Untuk mencari solusi sebagaimana Prof DMT sampaikan….banyak aspek yang bisa dilihat… seperti orientasi pasar… pangsa dari aspek fisik dan nilai….. jika dari fisik tinggi… tetapi nilainya rendah….
Pembahasan dari setiap indikator didalami lagi…jika indonesia indikatornya rendah… mengapa?…apa yang dapat dilakukan?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *