FGD Pemanfaatan Sawah Muaro Pijoan
Anggota Muda PISPI Wilayah Jambi, menginisiasi FGD Pemanfaatan Sawah Terlantar di desa Muaro Pijoan, Selasa 15 Mei 2018.
No |
NAMA |
1 | Intan Taruli Siagian |
2 | RTS Mawaddah Warohmah HS |
3 | Wahyu Putra Handika |
4 | Myta Novita Sari |
5 | Sigit Nursulistio |
6 | R. Mimi Mandala |
7 | Sofia Azida |
8 | Erza Dewi Sartika |
9 | Muhammad Alhaudi Dzuhri |
10 | Edo William Sutrisno |
11 | Manuel Leonardo |
12 | Siska Rizkyana |
13 | Widia Melini Indah Sari |
14 | Arum Dwi Herjati |
15 | Hafiz Husaini |
16 | Rio Duwi Irawan |
17 | Dian Okta Trantini |
Peserta FGD
- Bpk. Ibnu Hajar
- Ibu Aniyati, S.Pd
- Bpk. Husin
- Bpk. Anwar
- Bpk. Abdullah
- Bpk. Samsudin
- Bpk. M. Nur
- Ibu Rohani
- Bpk. Marzuki
- Bpk. Robert
- Bpk. M. Amin
NOTULEN FGD
Bapak Anwar (sejarah sawah)
Sawah di dusun Suka Menanti adalah sawah musiman dan merupakan sawah tadah hujan, luas sawah kira-kira 60 Ha. Dusun Suka Menanti dilalui oleh dua sungai: sungai pijon yang panjangnya sekitar 1.200 meter dan sungai rahmat dengan panjang sekitar 600 meter. Sebenarnya kendala sawah itu sendiri bukan karena irigasi tetapi karena kemauan untuk bergerak dibidang sawah lagi itu sudah sangat berkurang, tidak adanya orang luar yang membantu mengelola sawah, ilmu untuk mengelola sawah kurang, jika masalah ternak bisa didikusikan dengan kades untuk membuat peraturan desa.
Pertanyaan untuk bapak BPD ”Apakah mungkin kedepan sawah tersebut akan dikelola kembali?”
Dengan tenaga kerja yang ada kalau bisa sawah harus aktif lagi, karena sawah tersebut adalah sumber penghasilan dusun suko menanti. dan pemanfaatan lahan yang tidak dikelola ke depan harus dikelola. Masyarakat perlu membayangkan kalo tanaman padi sawah ini tidak dikelola lagi, sampai kapaan masyarakat akan terpuruk.
Pertanyaan untuk bapak Kadus “bagaimana cara mengelola padi sawah yang ada didusun suko menanti yang sudah ada tersebut”
Untuk masyarakatnya sendiri harus ditumbuhkan motivasi untuk bersawah, mungkin kendalanya lagi adalah di lapangan yaitu karna masyarakat yang sudah trauma karena 2 kali pembukaan, dibuat irigasi oleh pemerintah dan pembersihan lahan oleh alat berat tapi sawah tidak dapat digunakan masyarat, sebagian masyarakat sudah ada yang mau untuk mengelola kembali sawah tersebut, tetapi kalu bisa semua ikut andil agar pekerjaan tersebut lebih ringan lagi dan harus dipelajari lagi masalah irigasi dan bukan masalah malas yang menjadi masalah.
Bapak Elwa
- Yang benar adalah pembangunan botton up (dari bawah keatas) karena masyarakatlah yang tau masalah sawah ini.
- Yang menyelesaikan masalah sawah ini adalah masyarakat itu sendiri.
- Saat ini menurut informasi dari sumber yang daoat dipercaya pihak bank lebih senang meminjamkan modal pada orang yang mau bekerja di sawah (pembukaan sawah baru) dari pada untuk perkebunan.
- Kalau masalah keampuan rasanya tidak mungkin, karena ibarat sawah itu sudah menjadi kehidupan yang melekat, ibarat dari mudo lah dipegang.
- Maka dari itu mari kita bersama-sama menegakkan monumen sawah di muara pijoan, kalau masalah menjembatani jangankan PPL, pihak- terkait akan dapat dihubungi, kita punya organisasi yang namanya PISPI, nanti kita saling memperkuat untuk sama-sama bekerja memperkuat pengelolaan sawah di Dusun Suka Menanti ini.
Bapak Marzuki
Trauma dari warga yaitu karena bantuan yang diperikan oleh pemerintah malah tidak bisa dimanfaatkan, asal sawah itu sendiri dulu orang menebang hutan untuk membuat lahan, pelaksanaan yang salah bukan pemerintah/masyarakat, yang menjadi kendala selanjutnya yaitu sudah menginap disawah ninggalin keluarga tapi hasilnya sawah kebanjiran dan menyebabkan gagal panen, bagaimana mencari solusi untuk sawah ini?
Bapak Ibnu Hajar
Untuk menumbuhkan kembali sawah yang ada yaitu yang paling penting adalah niat dan kebersamaan, kurangnya PPL yang tidak ada, ada kelompok tani 13 orang tapi tidak mau bekerja, dan bagaimana cara menjembataninya?. Kelalaian pemerintah tidak dapat di mengerti, pada saat pembukaan sawah masyarakat sangat bersemangat, bahkan bapak sendiri rela keluar uang pribadinya yang lumayan banyak untuk memperbaiki sawah yang ada, saking semangatnya dan kemauan yang tinggi tapi sayangnya jika hujan tetap kebanjiran dan jika kering tetap kekeringan, minta aturan lain untuk mengelola sawah agar berhasil dan tidak setenga-tengah. Seberapun niat kalo tidak ada kerjasama maka tidak akan berjalan.
Bapak Anwar
Jangan biarkan orang PU bekerja sendiri biar mereka tidak salah ambil keputusan lagi, keputusan sebenarnya ada ditangan masyarakat karena itu sawah masyarakat, milik masyarakat, dan hak masyarakat, sehingga orang PU hanyalah menjalankan saja.
Jadi sekarang ini yang harus digali lagi yaitu :
1. Siapa saja pemilik sawah dan
3. Perlu dilakukan pertemuan membahas dari hati kehati untuk kembali lagi mengelola sawah sekitar 60 ha ini.