Kritik Terhadap Teori Klasik dan KKP
Kritik terhadap Teori Klasik
-
Asumsi yang menyatakan bahwa tenaga kerja homogen, ternyata tidak dapat diterima karena poada kenyataannya tenaga kerja tidak homogen terutama dalam keterampilan / skill.
-
Mobilitas tenaga kerja di dalam negeri tidak sebebas seperti dalam anggapan teori klasik. Beberapa hal yang menyebabkan tidak mobilnya tenaga kerja di dalam negeri antara lain adanya ikatan keluarga yang kuat sehingga sulit hijrah ke tempat yang baru, kurangnya informasi tentang tentang pekerjaan di tempat yang baru.
-
Dengan adanya noncompeting group dari tenaga kerja menyebabkan tidak mungkin nilai suatu barang dinyatakan dengan banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan.
Teori klasik sampai saat ini masih mengandung kebenaran bahwa perdagangan bebas/free trade seperti yang dianjurkannya dapat menimbulkan spesialisai yang akan menaikkan efisiensi produksi.
Kelemahan Teori Klasik
Teori klasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan internasional itu timbul karena adanya comparative advantage yang berbeda antara dua negara. Teori nilai tenaga kerja menjelaskan bahwa perbedaan dalam comparative advantage tersebut karena adanya perbedaan dalam fungsi produksi antara dua negara atau lebih. Jika fungsi produksinya sama, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan sama nilai produksinya sehingga tidak akan terjadi perdagangan internasional. Oleh karena itu syarat timbulnya perdagangan antar negara adalah perbedaan fungsi produksi di antara dua negara tersebut.
Namun teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua negara.
Teori modern tentang perdagangan internasional menjelaskan tentang faktor penyebab terjadinya perbedaan fungsi produksi dalam suatu negara. Teori ini dikemukakan oleh Hecksher dan Ohlin yang lebih dikenal dengan faktor proporsi.
Kurva Kemungkinan Produksi (KKP)
Pengertian KKP adalah kurva yang memperlihatkan alternatif kombinasi komiditi yang dapat diproduksi bila seluruh sumberdaya yang tersedia dipergunakan. Dengan demikian KKP merupakan batas antara kombinasi output yang bisa dicapai dengan yang tidak bisa dicapai.
Opportunity Cost, juga digambarkan oleh KKP. Bentuk dari KKP tergantung daripada anggapan tentang ongkos alternatif (opportunity cost) yang digunakan, apakah Constant Cost atau Increasing Cost.
A. Constant Cost
Barang |
MRT |
|
Makanan |
Pakaian |
|
40 |
0 |
|
|
|
8M/1T |
32 |
1 |
|
|
|
8M/1T |
24 |
2 |
|
|
|
8M/1T |
16 |
3 |
|
|
|
8M/1T |
8 |
4 |
|
|
|
8M/1T |
0 |
5 |
Kemiringan kurva kemungkinan produksi (KKP) adalah marginal rate of transformation (MRT) yakni sebesar 8/1 dan selama marginal rate of transformation tetap maka kurva kemungkinan produksi berupa garis lurus. Dalam keadaan constant cost dapat juga terjadi pertukaran antara 2 negara asal masing-masing negara memiliki marginal rate of transformation yang berbeda.
Bagaimana Manfaat Perdagangan dengan KKP Constant Cost?
-
Pola konsumsi konsumen di negara seperti KKP di atas berada pada titik singgung antara KKP dengan kurva indiferen. Misal kombinasi konsumsinya adalah 8 Unit Makanan dan 4 Unit Pakaian. Karena MRT di dalam negeri sebesar 8 M = 1 P, maka untuk memperoleh 4 unit barang P harus mengorbankan 32 unit Makanan.
-
Jika dipasar luar negeri nilai tukarnya adalah 6 M = 1 P maka bagi konsumen negara tersebut, untuk memperoleh 4 unit Pakaian hanya diperlukan perdagangan atau pertukaran (mengekspor) 24 unit Makanan.
-
Kondisi ini akan menggeser KKP dan merubah KI. Terlihat bahwa tingkat kepuasan konsumen di negara tersebut lebih tinggi dari pada sebelumnya.
B. Increasing Cost
Barang |
MRT |
|
Makanan |
Pakaian |
|
40 |
0 |
|
|
|
4M/1T |
36 |
1 |
|
|
|
6M/1T |
30 |
2 |
|
|
|
8M/1T |
22 |
3 |
|
|
|
10M/1T |
12 |
4 |
|
|
|
12M/1T |
0 |
5 |
|
Bagaimana Manfaat Perdagangan dengan KKP Increasing Cost?
-
KKP Increasing Cost yang sama, tetapi KI berbeda.
-
KKP Increasing Cost yang berbeda, tetapi KI sama.
-
KKP Increasing Cost yang berbeda, dan KI berbeda.
Kombinasi Optimum Konsumsi.
Untuk kasus KKP Constant Cost, kombinasi optimum konsumsi barang adalah rasio harganya. Anggap terlebih dahulu bahwa KKP KKP Constant Cost tersebut juga merupakan Garis Anggaran/Budget Line/Iso Cost, yang memperlihatkan kombinasi faktor produksi, katakanlah Tenaga Kerja dan Modal yang dapat dibeli untuk menghasilkan output tertentu (Q).
Jika seluruh uang yang dipunyai dipergunakan untuk membayar upah tenaga kerja, maka jumlah tenaga kerja yang dapat dipekerjakan adalah (Q/PL). Demikian sebaliknya untuk mesin, diperoleh (Q/PK) unit mesin. Kemiringan iso cost adalah -{(Q/PK)/(Q/PL)}= – PL/PK
– PL/PK juga merupakan kemiringan KKP.