Perdagangan Internasional-Keuntungan Absolut
Ide/gagasan tentang keuntungan absolut ini di kemukakan oleh Adam Smith, dalam bukunya “The Wealth of Nation”. Ide dasarnya adalah bahwa negara akan memperoleh benefit/keuntungan jika mereka menspesialisasikan diri dalam mengekspor komoditi yang mempunyai keuntungan absolut di dalam memproduksi komoditi yang diekspor tersebut, dan mengimpor komoditi dari negara lain yang yang juga mempunyai keuntungan absolut dalam memproduksi komoditi yang diimpor tersebut. Spesialisasi dalam memproduksi komoditi akan meningkatkan efisiensi dan keuntungan/benefit bagi negara yang bersangkutan.
Adam Smith memberikan ilustrasi keuntungan absolut ini pada negara Inggris dan Prancis. Negara Inggris, memiliki potensi produksi wool untuk diolah menjadi tekstil, dan Inggris menspesialisasikan diri memproduksi tekstil dan mengespor teksil. Di lain pihak negara Prancis mempunyai keuntungan absolut secara alamiah dalam hal iklim untuk memproduksi anggur. Oleh karena itu negara Prancis menspesialisasikan diri dalam memproduksi komoditi anggur dan mengeskpor komoditi anggur tersebut ke negara lain. Dalam ilustrasi dua negara ini, Negara Inggris mengekspor komoditi tekstil ke negara Prancis dan mengimpor komoditi anggur dengan harga yang relatif lebih murah. Sebaliknya negara Prancis mengekspor komoditi anggur ke negara Inggris dan mengimpor komoditi tekstil dari Inggris dengan harga yang relatif lebih murah.
Contoh lain dari ilustrasi keuntungan absolut adalah perdagangan antara komoditi kopi dan melon antara negara Indonesia dengan Kenya.
Tabel 1. Produksi Kopi dan Melon dari Negara Indonesia dan Kenya
Negara |
Kopi |
Melon |
Kenya |
20 |
10 |
Indonesia |
5 |
20 |
Total |
25 |
30 |
Pada kondisi sebelum terjadi perdagangan, masing-masing negara memproduksi dua komoditi (Tabel 1): kopi dan melon. Jika kita lihat kolom produksi kopi, dapat diketahui bahwa negara Kenya memproduksi 20 unit kopi sementara negara Indonesia memproduksi 5 unit kopi. Pada kolom produksi melon, negara Kenya dapat memproduksi 10 unit melon sementara indonesia dapat memproduksi 20 unit melon. Produksi dua komoditi ini pada masing-masing negara membutuhkan sumberdaya yang sama, dalam hal ini faktor produksi tenaga kerja merupakan satu-satunya faktor produksi untuk memproduksi komoditi tersebut. Dapat disimpulkan sementara bahwa negara Kenya lebih menguntungkan dalam memproduksi kopi dan sebaliknya negara Indonesia lebih menguntungkan dalam memproduksi melon. Angka tabel di atas juga memberikan informasi bahwa total produksi kopi dari dua negara adalah 25 unit serta total produksi melon dari kedua negara adalah 30 unit.
Apa yang terjadi jika negara Kenya menghentikan produksi melon dan berkonsentrasi dalam memproduksi kopi? Sebaliknya, Indonesia menghentikan produksi kopi dan berkonsentrasi dalam memproduksi melon. Dengan melakukan spesialisasi negara Kenya akan memproduksi 40 unit kopi dan Indonesia akan memproduksi 40 unit melon. Total produksi dunia untuk kopi adalah 40 unit dan total produksi melon adalah 40 unit (Tabel 2).
Tabel 2. Produksi Kopi dan Melon dari negara Indonesia dan Kenya setelah melakukan spesialisasi
Negara |
Kopi |
Melon |
Kenya |
40 |
0 |
Indonesia |
0 |
40 |
Total |
40 |
40 |
Perhatikan perbandingan angka-angka sebelum dan setelah terjadinya spesialisasi dan perdagangan antara Kenya dan Indonesia. Sebelum terjadinya perdagangan, total produksi kopi dunia adalah 25 unit, dan total produksi melon dunia adalah 30 unit. Setelah melakukan spesialisasi dan perdagangan, maka total produksi kopi menjadi 40 unit dan total produksi melon adalah sebesar 40 unit. Keuntungan dari perdagangan adalah 15 unit kopi dan 10 unit melon. Sebagai kesimpulan adalah dengan melakukan spesialisasi suatu negara dapat menghasilkan lebih banyak komoditi dan akan memperoleh keuntungan dalam perdagangan dengan negara lain.
Sumber-sumber dari Keuntugnan Absolut:
-
Keuntungan absolut yang dimiliki karena faktor alamiah, seperti kondisi iklim, kondisi sumberdaya alam, dan kondisi biaya transportasi.
-
Keuntungan absolut yang dimiliki karena diciptakan, seperti kondisi keterampilan sumberdaya manusia, proses penciptaan teknologi.