PENDEKATAN, STRATEGI dan METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut:
Pertama, upaya itu harus terarah (targetted). Ini yang secara populer disebut pemihakan. Ia ditujukan langsung kepada yang memerlukan, dengan program yang dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai kebutuhannya.
Kedua, program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Mengikutsertakan masyarakat yang akan dibantu mempunyai beberapa tujuan, yakni supaya bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu sekaligus meningkatkan keberdayaan (empowering) masyarakat dengan pengalaman dalam merancang, melaksanakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonominya.
Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok, karena secara sendiri-sendiri masyarakat miskin sulit dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Juga lingkup bantuan menjadi terlalu luas kalau penanganannya dilakukan secara individu. Karena itu seperti telah disinggung di muka, pendekatan kelompok adalah yang paling efektif, dan dilihat dari penggunaan sumber daya juga lebih efisien. Di samping itu kemitraan usaha antara kelompok tersebut dengan kelompok yang lebih maju harus terus-menerus di bina dan dipelihara secara sating menguntungkan dan memajukan.
Di aras masyarakat akar rumput (masyarakat miskin) pendekatan masyarakat dapat dirangkum menjadi tiga daur hidup, yang disebut Tridaya, yaitu:
-
Daur hidup pengembangan sumber daya manusia dalam kelembagaan kelompok orang miskin meliputi: proses penyadaran kritis dan pengembangan kepemimpinan bersama atau kolektif, dilanjutkan dengan mengembangkan perilaku wira usaha sosial agar mampu mengelola usaha bersama atau mikro.
-
Daur hidup pengembangan usaha produktif dalam kelembagaan kelompok orang miskin meliputi: pengaturan ekonomi rumah tangga (ERT) agar mampu menabung bersama dalam kelompok yang akan digunakan untuk modal usaha mersama dalam kegiatan usaha produktif.
-
Daur hidup kelembagaan kelompok orang miskin meliputi: pengelolaan organisasi yang akuntabilitas, kepemimpinan yang partisipatif, pengelolaan keuangan yang transparan, dan pengembangan jejaring yang luas.
Strategi Dalam pemberdayaan Masyarakat
-
Mudah diterima dan didayagunakan oleh masyarakat sebagai pelaksana dan pengelola (acceptable);
-
Dapat dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable);
-
Memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik masyarakat untuk mengelola kegiatan secara ekonomis (profitable); Hasilnya dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri sehingga menciptakan pemupukan modal dalam wadah lembaga sosial ekonomi setempat (sustainable); dan
-
Pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dengan mudah digulirkan dan dikembangkan oleh masyarakat dalam lingkup yang lebih luas (replicable).
Metode Pemberdayaan Masyarakat
1. RRA (Rapid Rural Appraisal)
RRA (Rapid Rural Appraisal) merupakan metode penilaian keadaan desa secara cepat, yang dalam praktek, kegiatan RRA lebih banyak dilakukan oleh “orang luar” dengan tanpa atau sedikit melibatkan masyarakat setempat. Meskipun sering dikatakan sebagai teknik penelitian yang “cepat dan kasar/kotor” tetapi RRA dinilai masih lebih baik dibanding teknik-teknik kuantitatif klasik.
Metode RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan tentang pembangunan perdesaan harus diambil segera. Dewasa ini banyak program pembangunan yang dilaksanakan sebelum adanya kegiatan pengumpulan semua informasi di daerah sasaran. Konsekuensinya, banyak program pembangunan yang gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun program-program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena masyarakat tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas dan pemecahan masalahnya.
Pada dasarnya, metode RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja tersebut tersebut dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang digabungkan dengan pengetahuan ilmiah.
Komunikasi dan kerjasama diantara masyarakat desa dan aparat perencana dan pelaksana pembangunan (development agent) adalah sangat penting, dalam kerangka untuk memahami masalah-masalah di perdesaan. Di samping itu, metoda RRA juga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-perubahan di perdesaan untuk mengurangi ketidakpastian yang terjadi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah yang memungkinkan.
Metode RRA menyajikan pengamatan yang dipercepat yang dilakukan oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang akademis yang berbeda. Metode ini bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuat keputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
Metode RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b) triangulasi dari pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).
Sebagai suatu teknik penilaian, RRA menggabungkan beberapa teknik yang terdiri dari:
-
Review/telaahan data sekunder, termasuk peta wilayah dan pengamatan lapang secara ringkas.
-
Oservasi/pengamatan lapang secara langsung.
-
Wawancara dengan informan kunci dan lokakarya.
-
Pemetaan dan pembuatan diagram/grafik.
-
Studi kasus, sejarah lokal, dan biografi.
-
Kecenderungan-kecenderungan.
-
Pembuatan kuesioner sederhana yang singkat.
-
Pembuatan laporan lapang secara cepat.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam RRA, yaitu:
a. Efektivitas dan efisiensi, kaitannya dengan biaya, waktu, dengan perolehan informasi yang dapat dipercaya yang dapat digunakan dibanding sekadar jumah dan ketepatan serta relevansi informasi yang dibutuhkan.
b. Hindari bias, melalui: introspeksi, dengarkan, tanyakan secara berulang-ulang, tanyakan kepada kelompok termiskin.
c. Triangulasi sumber informasi dan libatkan Tim Multi-disiplin untuk bertanya dalam beragam perspektif.
d. Belajar dari dan bersama masyarakat.
e. Belajar cepat melalui eksplorasi, cross-check dan jangan terpaku pada bekuan yang telah disiapkan.
2. PRA (Participatory Rural Appraisal)
PRA merupakan penyempurnaan dari RRA. PRA dilakukan dengan lebih banyak melibatkan “orang dalam” yang terdiri dari semua stakeholders dengan difasilitasi oleh orang-luar yang lebih berfungsi sebagai narasumber atau fasilitator dibanding sebagai instruktur atau guru yang menggurui.
PRA adalah suatu metode pendekatan untuk mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh masyarakat desa. Atau dengan kata lain dapat disebut sebagai kelompok metode pendekatan yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, membuat rencana dan bertindak.
Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Metode PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan.
Melalui PRA dilakukan kegiatan-kegiatan:
a. Pemetaan-wilayah dan kegiatan yang terkait dengan topik penilaian keadaan.
b. Analisis keadaan yang berupa:
1) Kedaan masa lalu, sekarang, dan kecenderungannya di masa depan.
2) Identifikasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dan alasan-alasan atau penyebabnya.
3) Identifikasi (akar) masalah dan alternatif-alternatif pemecahan masalah.
4) Kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman atau analisis strength, weakness, opportunity, and treat (SWOT) terhadap semua alternatif pemecahan masalah.
c. Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling layak atau dapat diandalkan (dapat dilaksanakan, efisien, dan diterima oleh sistem sosialnya).
d. Rincian tentang stakeholders dan peran yang diharapkan dari para pihak, serta jumlah dan sumber-sumber pembiayaan yang dapat diharapkan untuk melaksanakan program/ kegiatan yang akan diusulkan/ direkomendasikan.
Alat-alat yang digunakan dalam metoda PRA serupa dengan yang digunakan dalam metode RRA, tetapi berbeda dalam tingkat partisipasi dari masyarakat desa dalam praktik di lapangan. Tidak seperti dalam RRA, masyarakat desa yang dilibatkan dalam PRA memainkan peran yang lebih besar dalam pengumpulan informasi, analisis data dan pengembangan intervensi seperti pada program-program pengembangan masyarakat yang didasarkan pada pengertian terhadap program secara keseluruhan. Proses ini akan memberdayakan masyarakat dan memberi kesempatan kepada mereka untuk melaksanakan kegiatan dalam memecahkan masalah mereka sendiri yang lebih baik dibanding dengan melalui intervensi dari luar.
3. Action Research
Dari model-model pendekatan masyarakat yang telah diuraikan di atas, sungguhpun satu dan lainnya mengandung kelemahan dan kelebihan namun tidak mungkin meniadakan satu dari yang lain, keduanya akan saling mengisi. Dalam rangka program pengembangan masyarakat, salah satunya melalui suatu pendekatan Action Research (penelitian tindak), atau sering disebut participatory research (penelitian partisipatif).
Pemilihan pendekatan ini berangkat dari suatu keyakinan bahwa komunitas suatu masyarakat mampu menyelesaikan masalah-masalah mereka. Dengan pendekatan ini, masyarakat dilibatkan dalam setiap proses dalam aksi pengembangan masyarakat. Peneliti luar mempunyai fungsi ganda sebagai pengamat terhadap proses sosial yang berjalan dan sekaligus masuk dalam system lokal. Untuk melakukan analisa dengan masyarakat peneliti bertumpu pada kegiatan “aksi-refleksi akasi”. Seluruh tindakan, pengetahuan dan pengalaman masyarakat merupakan realitas sosial yang dikaji/direfleksi kembali.
Hasil refleksi berupa problem mereka. Pemahaman terhadap realitas sosial ini kemudian melahirkan “aksi-aksi pemecahan masalah” menurut cara mereka. Demikian seterusnya masyarakat akan melakukan refleksi kembali terhadap aksi-aksi yang mereka lakukan. Hasil refleksi yang kedua akan melahirkan realitas/masalah baru yang berlainan dengan masalah yang pertama. Oleh karena itu proses aksi refleksi bukanlah merupakan siklus (cyclus proses) karena masalah kedua sebenarnya berlainan dengan masalah pertama.
Beberapa faktor yang melatarbelakangi dipilihnya pendekatan research dalam pengembangan masyarakat dapat dijelaskan sebagaiberikut :
-
Pengembangan masyarakat membutuhkan adanya cara/pendekatan yang mampu mengungkapkan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat tidak cukup diprediksi dari luar. Masyarakat sendirilah yang paling mengetahui apa yang menjadi kebutuhan mereka. Ukuran-ukuran kebutuhan sangat bersifat lokal karena itu pengukuran kebutuhan tidak dapat begitu saja ditetapkan dengan kebutuhan-kebutuhan luar. Disinilah Action research merupakan cara untuk mengungkapkan kebutuhan masyarakat.
-
Pengembangan masyarakat pedesaan membutuhkan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat, pengembangan yang tidak melibatkan seluruh lapisan sulit “tercipta rasa handarbeni” terhadap program-program yang dirumuskan dan tidak akan terjadi proses internalisasi. Adanya partisipasi mereka merupakan syarat tercapainya pengembangan masyarakat.
-
Dalam pengembangan masyarakat dibutuhkan adanya situasi yang demokratis dan partisipatif. Dalam situasi yang demokratis ini memungkinkan semua masalah kebutuhan dan gagasan dapat berkembang. Action research sebagai pendekatan melibatkan seluruh lapisan masyarakat sehingga memungkinkan tumbuhnya situasi di atas.
-
Perubahan masyarakat pedesaan tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai/ budaya lokal. Adakalanya budaya lokal merupakan penghambat dari perubahan dan adakalanya merupakan potensi. Dalam kerangka pengembangan masyarakat pedesaan, action research mampu menggali dan memanfaatkan budaya/nilai-nilai lokal tersebut.
-
Action Research adalah merupakan mekanisme penyadaran masyarakat dalam rangka membebaskan diri dari kungkungan sosio-psikologis dan cultural yang semula membelenggu. Bentuk kesadaran itu berupa terciptanya “aksi-refleksi” dalam mkehidupan masayarakat dan pengakuan akan eksistensi manusia sebagai subyek dalam masyarakat. Manusia dipandang dan diperlakukan sebagai pelaku perubahan dan bukan sebagai obyek perubahan. Implikasinya adalah bahwa masyarakat sendirilah yang akan merumuskan, memecahkan, melaksanakan dan menikmati serta memilih program-program sesuai dengan kemampuannya sendiri.
-
Dalam rangka pengembangan masyarakat yang mandiri dibutuhkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal baik potensi alam, ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman-pengalaman masyarakat. Disini action research merupakan cara untuk menumbuhkan motivasi untuk mau menggali dan memanfaatkan sember daya lokal secara mandiri.
Thanks artikelnya yang menambah materi pemikiran tentang pemperdayaan. Kebetulan saya sendiri mau menerjuni bidang ini, namun khusus kebutuhan rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah(MBR).
Saat ini sedang mempersiapkan penulisan Deskripsi pengajuan HAK PATEN atas Invensi mengenai teknik-konsep pembangunan perumahan “Eco-Housing Sustainable. Dalam Invensi ini khusus untuk mengatasi masalah Program Sejuta Rumah yang berkonsep Seismic Design (gempa, longsor, tsunami bahkan angin topan).Judul ; IMPLEMENTASI METODE BY PASS PADA REKAYASA SUPRASTRUKTURAL ECO-HOUSING SUSTAINABLE, PEMODELAN SYSTEM ARJUNA-J424 HOUSING
Mohon doanya yaa pak. Terus terang, Invensi ini masih terkendala mahalnya biaya HAK PATEN.
Kenalkan saya,
Bp. Amirudin Amin
Tlp 081383614779 – 0812178946
Maaf Bung Amirudin Amin, baru membalas. Adakah disain Eco-Housing Sustaibnable untuk Orang Rimba?
Menurut saya , metode pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat yang miskin sumber daya atau kelompok yang terabaikan.aspek penting dalam pemberdayaan masyarakat yaitu program yang disusun sendiri oleh masyarakat,yang mendukung keterlibatan kaum miskin buta huruf dan yang sensitif terhadap nilai nilai budaya,dan dampak lingkungan yang berkelanjutan.
Starategi pemberdayaan masyarakat untuk mengetahui kepentingan terbaik dalam keadaan untuk menentukan kepentingan bagi kehidupan mereka sendiri dan tidak ada pihak lain yang mengganggu kebebasan setiap pihak
Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut:
-Pertama, upaya itu harus terarah (targetted)
-Kedua, program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran
-Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok, karena secara sendiri-sendiri masyarakat miskin sulit dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Metode Pemberdayaan Masyarakat:
1. RRA (Rapid Rural Appraisal) merupakan metode penilaian keadaan desa secara cepat, yang dalam praktek, kegiatan RRA lebih banyak dilakukan oleh “orang luar” dengan tanpa atau sedikit melibatkan masyarakat setempat. Meskipun sering dikatakan sebagai teknik penelitian yang “cepat dan kasar/kotor” tetapi RRA dinilai masih lebih baik dibanding teknik-teknik kuantitatif klasik.
2. PRA (Participatory Rural Appraisal) merupakan penyempurnaan dari RRA. PRA dilakukan dengan lebih banyak melibatkan “orang dalam” yang terdiri dari semua stakeholders dengan difasilitasi oleh orang-luar yang lebih berfungsi sebagai narasumber atau fasilitator dibanding sebagai instruktur atau guru yang menggurui.
3. Action Research Dari model-model pendekatan masyarakat yang telah diuraikan di atas, sungguhpun satu dan lainnya mengandung kelemahan dan kelebihan namun tidak mungkin meniadakan satu dari yang lain, keduanya akan saling mengisi. Dalam rangka program pengembangan masyarakat, salah satunya melalui suatu pendekatan Action Research (penelitian tindak), atau sering disebut participatory research (penelitian partisipatif).
Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut:
-Pertama, upaya itu harus terarah (targetted)
-Kedua, program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran
-Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok, karena secara sendiri-sendiri masyarakat miskin sulit dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Metode Pemberdayaan Masyarakat:
1. RRA (Rapid Rural Appraisal) merupakan metode penilaian keadaan desa secara cepat, yang dalam praktek, kegiatan RRA lebih banyak dilakukan oleh “orang luar” dengan tanpa atau sedikit melibatkan masyarakat setempat. Meskipun sering dikatakan sebagai teknik penelitian yang “cepat dan kasar/kotor” tetapi RRA dinilai masih lebih baik dibanding teknik-teknik kuantitatif klasik.
2. PRA (Participatory Rural Appraisal) merupakan penyempurnaan dari RRA. PRA dilakukan dengan lebih banyak melibatkan “orang dalam” yang terdiri dari semua stakeholders dengan difasilitasi oleh orang-luar yang lebih berfungsi sebagai narasumber atau fasilitator dibanding sebagai instruktur atau guru yang menggurui.PRA adalah suatu metode pendekatan untuk mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh masyarakat desa.
3. Action Research Dari model-model pendekatan masyarakat yang telah diuraikan di atas, sungguhpun satu dan lainnya mengandung kelemahan dan kelebihan namun tidak mungkin meniadakan satu dari yang lain, keduanya akan saling mengisi. Dalam rangka program pengembangan masyarakat, salah satunya melalui suatu pendekatan Action Research (penelitian tindak), atau sering disebut participatory research (penelitian partisipatif).
pemberdayaan masyarakat merupakan hal yang penting yang perlu dilakukan dalam upaya untuk memberdayakan terutama pada kelompok yang dinilai lemah dan rentang terhadap kemiskinan sehingga mereka memiliki kemampuan dan kekuatandan serta dapat melepaskan diri mereka dari berbagai keterpurukan, ketertinggalan dan keterbelakangan dan dengan demikian keinginan mereka untuk menjadi suatu kelompok yang maju, mandiri dan terpenuhi segala kebutuhannya bisa tercapai.
Pendekatan Salah satu faktor yang dapat mendukung tercapainya sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat sangat di pengaruhi oleh jenis pendekatan yang di gunakan dalam melakukan kegiatan tersebut. Dalam hal ini pendekatan yang di maksud terkait dengan cara yang di gunakan agar supaya masyarakat yang menjadi kelompok sasaran kegiatan pemberdayaan bersikap terbuka dalam menerima berbagai bentuk unsur inovasi yang semuanya itu di maksudkan agar supaya mereka dapat melepaskan diri dari berbagai aneka rupa keterbelakangan, isolasi sosial , keterpurukan serta ketertinggalan dalam berbagai sektor masyarakat. Oleh sebab itu untuk memilih pendekatan yang di nilai cocok dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya kelompok sasaran maka pada dasarnya ada beberapa hal yang perlu di perhatikan diantaranya : pertama kegiatan itu harus sifatnya terencana. Maksudnya program yang di buat sebaiknya memiliki rentan waktu tertentu dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti lembaga pemerintah, aktivis LSM, tokoh masyarakat, pemuka agama, tokoh generasi muda dan kelompok masyarakat yang lain yang di nilai akan memberi kontribusi yang besar bagi kegiatan pemberdayaan tersebut. Kedua, pendekatan yang di gunakan sebaiknya dalam betuk kelompok dan tidak di lakukan secara individual. Pertimbangannya lewat pendekatan kelompok maka kegiatan yang di laksanakan dapat berlangsung lebih efisien, efektif serta memberi hasil yang optimal di bandingkan dengan kegiatan yang di lakukan secara perorangan. Apalagi, tujuan utama kegiatan ini jelas lebih di orientasikan pada kepentingan masyarakat secara keseluruhan danbukan hanya sebatas pada satu rumah tangga. Ketiga, melibatkan masyarakat secara aktif terutama kelompok yang menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan. Ini sangat penting mengingat partisipasi aktif masyarakat akan memberikan manfaat secara langsung selain mereka dapat bekerja sambil belajar untuk mempraktekkan berbagai konsep dan program yang di sampaikan oleh para fasiitator. Keempat, sasarannya harus jelas dan terarah. Artinya semua agenda kegiatan yang tawarkan pada kelompok sasaran memiliki tujuan yang jelas termasuk di dalamnya manfaat yang dapat di peroleh dari kegiatan itu khususnya yang bersentuhan langsung dengan masalah pemenuhan kebutuhan manusia. Kelima, kegiatan pemberdayaan masyarakat harus memiliki dana yang cukup. Sebagaimana di ketahui bahwa program yang dirancang sedemikian rupa dan sebaik apapun bentuknya tentu terasa sulit untuk di implementasikan apabila tanpa di dukung oleh dana yang memadai. Di samping itu, masalah pengadaan infratruktur termasuk alat peraga yang di perlukan bukan serta melibatkan sejumlah tenaga professional hanya dapat di lakukan jika di tunjang oleh sektor finansial yang cukup. Keenam, masalah faktor budaya yang dimiliki kelompok sasaran harus pula mendapat perhatian yang serius. Masalahnya, jika kita belajar dari berbagai pengalaman sebelumnya menujukkan bahwa munculnya penolakan dari masyarakat setempat ternyata di sebabkan karena adanya sikap tradisi dan kepercayaan yang begitu kuat yang di miliki masyarakat dan dianggap tidak sesuai dengan unsur inovasi yang di perkenalkan kepada mereka. Akibatnya upaya yang di lakukan oleh tenaga fasilitator dalam menciptakan perubahan sikap dan perilaku masyarakat tidak memberikan hasil yang maksimal. Dan akhirnya, pendekatan yang di gunakan sebaiknya bersifat persuasif dan tidak kohersif dengan demikian, kelompok sasaran akan menerima program yang di tawarkan pada mereka secara sukarela tanpa merasa adanya tekanan dari pihak luar sehingga proses kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung dalam suasana yang
koperatif, komformis, lancar , bersinergi dan terkendali. Sedangkan strategi yaitu ada enam :
1. Pengembangan sosial
2. Pengembangan ekonomi’
3. Pengembangan politik
4. Pengembangan budaya
5. Pengembangan lingkungan
6. Pengembangan personal/ spiritual
Dalam pemberdayaan masyarakat, pendekatan yg perlu Kita lakukan adalah menetukan arah atau target dalam pengembangan. Dalam Hal in, target pengembangan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri. Lalu pendekatan yg dilakukan selanjutnya adalah mengikutsertakan, yg dimaksud mengikutsertakan adalah melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan. Karena jika sendiri-sendiri masyarakat miskin sulit dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga dalam berkelompok masyarakat diharapkan dapat memudahkan setiap masalah. Kemudian strategi yg dilakukan juga harus tepat, Karena tanpa strategi yg tepat maka apa yg dilakukan tidak dapat berjalan dengan lancar.
Dalam pemberdayaan masyarakat, pendekatan yg perlu Kita lakukan adalah menetukan arah atau target dalam pengembangan. Dalam Hal in, target pengembangan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri. Lalu pendekatan yg dilakukan selanjutnya adalah mengikutsertakan, yg dimaksud mengikutsertakan adalah melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan. Karena jika sendiri-sendiri masyarakat miskin sulit dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga dalam berkelompok masyarakat diharapkan dapat memudahkan setiap masalah. Kemudian strategi yg dilakukan juga harus tepat, Karena tanpa strategi yg tepat maka app yg dilakukan tidak dapat berjalan dengan lancar.
Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat, terutama mereka yang miskin sumber daya, kaum perempuan dan kelompok yang terabaikan lainnya, didukung agar mampu meningkatkan kesejahteraannya secara mandiri. Dua metoda pemberdayaan masyarakat adalah rapid rural appraisal (RRA), dan participato ryrural appraisal (PRA). Metoda RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. PRA adalah suatu metode pendekatan untuk mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh masyarakat desa. Atau dengan kata lain dapat disebut sebagai kelompok metode pendekatan yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka.
Perkenalkan nama saya Tuti Nur Nim D1B019143
A. Pendekatan
pendekatan masyarakat dapat dirangkum menjadi tiga daur hidup, yang disebut Tridaya, yaitu:
1. Daur hidup pengembangan sumber daya manusia dalam kelembagaan kelompok orang miskin meliputi: proses penyadaran kritis dan pengembangan kepemimpinan bersama atau kolektif, dilanjutkan dengan mengembangkan perilaku wira usaha sosial agar mampu mengelola usaha bersama atau mikro.
2. Daur hidup pengembangan usaha produktif dalam kelembagaan kelompok orang miskin meliputi: pengaturan ekonomi rumah tangga (ERT) agar mampu menabung bersama dalam kelompok yang akan digunakan untuk modal usaha mersama dalam kegiatan usaha produktif.
3. Daur hidup kelembagaan kelompok orang miskin meliputi: pengelolaan organisasi yang akuntabilitas, kepemimpinan yang partisipatif, pengelolaan keuangan yang transparan, dan pengembangan jejaring yang luas.
Dalam proses pendekatan ini masyarakat tidak menjadi objek dalam pembangunan tetapi justru menjadi subjek dari upaya pembangunan itu sendiri.
B. Strategi Dalam pemberdayaan Masyarakat
Ada 3 (tiga) strategi utama yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat, diantaranya yaitu:
a. Strategi tradisional
Strategi ini menyarankan masyarakat mengetahui dan memilih kepentingan terbaik secara bebas dalam berbagai keadaan atau dengan kata lain semua pihak bebas menentukan kepentingan bagi kehidupan mereka sendiri dan tidak ada pihak lain yang mengganggu kebebasan setiap pihak.
b. Strategi direct-action
Strategi ini memerlukan dominasi kepentingan yang dihormati semua pihak yang terlibat, dipandang dari sudut perubahan yang mungkin terjadi.
c. Strategi transformatif
Strategi ini menunjukkan bahwa pendidikan massa dalam jangka panjang diperlukansebelum pengindentifikasian kepentingan diri sendiri.
C. Metode Pemberdayaan Masyarakat.
Dua metoda pemberdayaan masyarakat adalah rapid rural appraisal (RRA), dan participato ryrural appraisal (PRA).
Metoda RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat.
PRA adalah suatu metode pendekatan untuk mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh masyarakat desa. Atau dengan kata lain dapat disebut sebagai kelompok metode pendekatan yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka.
Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.Aspek penting dalam suatu program Perberdayaan Masyarakat adalah: program yang disusun sendiri oleh masyarakat, menjawab kebutuhan dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin, perempuan, buta huruf dan kelompok terabaikan lainnya, dibangun dari sumberdaya lokal, sensitif terhadap nilai-nilai budaya setempat, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat, serta berkelanjutan.
Dua metoda pemberdayaan masyarakat adalah rapid rural appraisal (RRA), dan participato ryrural appraisal (PRA). Metoda RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. PRA adalah suatu metode pendekatan untuk mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh masyarakat desa. Atau dengan kata lain dapat disebut sebagai kelompok metode pendekatan yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka
1. Pemberdayaan masyarakat menjadi hal yang sangat penting demi tercapainya masyarakat yg lebih maju dalam segala bidang kehidupan.
2. Dalam konsep utama pemberdayaan, Masyarakat sebagai subjek pemberdayaan yg berarti masyarakat sendiri berperan penuh dalam proses pemberdayaan, sehingga dibutuhkan nya situasi yang demokrasi dengan keikut serta an seluruh lapisan masyarakat dalam proses pemberdayaan ini.
3. Dalam penerapan strategi dan metode pemberdayaan masyarakat, Action research sbg penelitian tindak menjadi model pemberdayaan masyarakat yang paling efektif karna memadukan dua model pendekatan pemberdayaan sebelumnya yaitu model pemberdayaan RRA ( Rapid rural appraisal) yg berupa penelitian oleh masyarakat luar, dan model pemberdayaan PRA( partisipatoty rural appraisal ) yg berupa penelitian melalui masyarakat dalam pada umumnya, sehingga dgn Model pemberdayaan action research ini strategi pemberdayaan masyarakat dapat dengan mudah terlaksana.
sy setuju…meskipun sangat sulit dilakukan