Pelajaran 15

Taqwa

Nabi pernah bersabda,” At Taqwa ha huna ,” ( taqwa itu di sini…sambil menunjuk dada beliau ). Beliau mengisyaratkan bahwa letak dari sebuah ketaqwaan adalah di dalam hati. Hati yang oleh al Ghozali di ibaratkan sebagai seorang raja yang menguasai seluruh anggota badan. Bila raja itu baik maka baiklah semua pengikutnya, begitupun sebaliknya. Ketaqwaan seseorang bukanlah diukur dari ibadah-ibadah lahiriyyah yang dilakukan oleh seseorang, akan tetapi lebih kepada seberapa berhasil ia memformat hatinya sehingga mampu menampung cahaya keagungan Alloh, dan mendepak segala jenis penyakit hati yang bersarang dan anak pinak dihatinya.

Dalam Minhajul abidin Al Ghazali membagi definisi taqwa menjadi tiga : Pertama, taqwa yang berarti takut. Kedua, taqwa bermakna taat. Ketiga, taqwa yang berarti tanziihul qulub anidz dzunuub ( membersihkan hati dari segala dosa ), makna taqwa yang ketiga inilah yang sejalan dengan sabda Nabi bahwa taqwa itu letaknya dihati. Indikasi nabi tersebut menunjukkan bahwa orang yang bertaqwa adalah orang yang mampu membersihkan hatinya dari noktah-noktah dosa.
Pengosongan hati dari sifat tercela seperti Itbaa’ulhawa (mengikuti hawa nafsu ), Ujub (membanggakan diri), Riyaa ( pamer dlm ibadah ), sum’ah ( mendengar2kan amalannya ), takabbur (sombong ), Thoma’ ( rakus ), hasud ( dengki ), hiqdu ( dendam ) dan hubbuddunya ( cinta dunia berlebihan ), kemudian menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji semacam syukur, ridho, sabar, qonaah (merasa cukup dg pemberian Alloh ), zuhud, tawakkal,dan ikhlas merupakan manifestasi dari ketakwaan yang sebenarnya yang nantinya akan terpancar keluar lewat sikap dan perilaku lahiriyyahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *