Masyarakat Tahayul dan Matinya Kepakaran
Kuliah Umum: Dr. Karlina Supeli
Ilmu pengetahuan adalah salah satu cara untuk mengetahui ===== salah satu cara.
Pengetahuan ilmiah tidak selalu benar dia akan gugur jika diuji dengan realita. Jadi kebenaran ilmiah itu sifatnya sementara.
Sekularisasi adalah upaya untuk menjelaskan gejala yang terjadi didunia ini dengan penyebab yang ada didunia. Jadi mencari penyebab objektif diluar diri kita dengan mengamati dunia.
Pertanyaan sains terbagi kedalam beberapa tahap: pertama mengapa terjadi sesuatu? Bagaimana kita mengetahui itu?
Manusia diminta bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Hanya engkau sendiri yang bertanggung jawab atas perbuatan mu.
Adakah jalan untuk melatih berfikir objektif? Kegagalan system pendidikan kita adalah kegagalan membuat implikasi etis dari ilmu. Kesanggupan untuk melihat bahwa di luar diri kita ada kebenaran, terlepas dari suka atau tidak suka, terlepas dari cocok atau tidak cocok. Kita harus mengakui secara konkrit ada realitas di luar diri kita.
Ilmu mempunyai tujuan etis….salah satunya melatih kesanggupan melihat realitas, memilah dan memilih mana yang benar menurut saya dan mana yang betul betul ada dan objektif di luar diri kita, dan tidak bergantung kepada diri kita.
Cara berfikir tidak lepas dari kebertubuhan kita. Pendidikan kita sepertinya ditujukan untuk mengembangakan kejijikan terhadap tubuh. Tanpa Latihan ragawi, kita pelan pelan sedang membangun republic slogan, republic komentar. Warga pintar omong, modal mulut …tetapi begitu mau ekskusi, mau bertindak … tidak bisa.
Apa yang kita perlukan? Adalah cara berfikir akal sehat. Ihwal yang memperihatinkan adalah seringkali demi mendukung kepentingan kelompok supaya kepentingan itu tampak objektif, dimintalah pendapat para pakar. Pakar juga tidak bisa terlepas dari pengaruh lingkungannya, bukan bicara tentang isi kepakarannya. Ini berimplikasi amburadul.