Max Weber: Teori Tindakan Sosial (1)

Kuliah Sanglah Institute.org

Max Weber lahir di Erfurt Jerman tahun 1864. Berasal dari keluarga kaya raya. Ibunya penganut Calvinisme yang taat. Weber adalah pewaris Genius Universal sepeninggal Arisatoteles. Genius Universal adalah orang yang berhasil menyerap ilmu pengetahuan di zamannya. Webber sempat mengalami gangguan jiwa (depresi), terkenal dengan ungkapannya “untuk apa aku melakukan semua ini? Dan pada akhirnya Weber memberikan jawaban yang fatalistic “untuk mengetahui sejauh mana otakku mampu bertahan”. Karya termashur Weber” Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme. Weber merupakan tokoh sosiologi yag radikal, yang membalikkan objek kajian sosiologi dari masyarakat ke individu. Objek kajian sosiologi adalah tindakan individu yang penuh arti dan makna terhadap individu lain.

Bagaimana kita bisa mempelajari masyarakat, sedangkan masyarakat terdiri dari kumpulan individu yang memiliki pola pikir serta perasaan yang berbeda-beda. Tidak ada sesuatu (ahwal) yang dinamakan masyarakat, melainkan kumpulan individu dengan kepentingannya masing-masing.
Kita bisa mempelajari pemikiran Weber dengan beberapa adagiumnya, missal: bubarkan masyarakat, maka yang tersisa adalah individu. Tetapi bubarkan individu, maka individu tetaplah ada. Pemikiran seperti ini sering disebut dengan Nominalisme Social: memisahkan individu dari masyarrakat atau metode pencacahan individu. Pemikiran Weber memunculkan perspektif mikro dari sosiologi. Weber juga merupakan pelopor paradigma definisi social-sosiologi.

Teori Tindakan Sosial
Tindakan sosial adalah tindakan individu yang tertuju atau yang memilki makna terhadap individu lain. Tindakan social adalah tindakan individu yang berdampak terhadap individu lain. Jadi individu, mempunyai konsekuensi makna dan dampak. Apa beda tindakan social dengan tindakan individu? Jika tindakan social berimplikasi terhadap kehidupan orang lain, maka tindakan individu hanya berimplikasi terhadap individu itu sendiri.
Mernurut Max Weber, tindakan individu selalu dimotivasi oleh 5 rasionalitas: Rasionalitas Formal, Rasionalitas Instrumental, Rasionalitas Nilai, Rasionalitas Tradisional dan Rasionalitas Afektif. George Ritzer, membagi rasionalitas (menghilangkan rasionalitas formal.

Rasionalitas Formal
Rasionalitas formal adalah tindakan individu yang didasarkan kalkulasi untung rugi. Tindakan ini juga menekankan resiprokal dalam hubungan social.

Rasionalitas Instrumental.
Tindakan individu yang didasari pada upaya pencapaian tujuan seefisien dan seefektif mungkin. Di dalam rasionalitas instrumental, kita cenderung memanfaatkan individu yang lain untuk mencapai tujuan. Inilah yang disebut dengan situasi kontra humanis/antihumanis. Contoh mengkambing hitamkan teman untuk tidak disalahkan, menjilat untuk kelancaran urusan.

Rasionalitas Nilai.
Nilai didefinisikan sebagai sesuatu yang dianggap baik dan benar dan diharapkan keterwujudannya. Contoh, anda berkata jujur. Karena dianggap nilai jujur sebagai suatu yang baik dan benar dan diharapkan keterwujudannya. Anda memaafkan kesalahan orang lain, karena agama menganjurkan. Apakah nilai itu relative atau absolut? Bagaimana dengan nilai vital, material dan kerohanian? Nilai kerohanian: kebenaran, keindahan, moral dan religi.

Rasionalitas Tradisional
Tindakan indivu-individu yang didasarkan atas sesuatu yang telah turun temurun. Rasionalitas adalah buah pewarisan. Contoh kisah Levi Straus meneliti suku Indian Navajo…Mistisme dan kegaiban sebagai hal yang diterima secara nyata.

Rasionalitas Afektif
Tindakan individu yang didasarkan pada aveksi/emosi atau perasaan. Misal anda sangat gembira meloncat kegirangan karena diberi teman coklat. Rasionalitas ini bisa juga dijelaskan dari hal abstrak yang menjadi konkrit dan kemudian berpengaruh. Misal sedang jantuh cinta dan anda berdansa sendirian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *