Perubahan Dari Bawah
- Pendahuluan
Di jantung pengembangan masyarakat terdapat gagasan perubahan dari bawah. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji lebih rinci gagasan perubahan dari bawah dan apa saja yang mendorong perubahan dari bawah.
- Menghargai Pengetahuan Lokal
Para pekerja masyarakat menghadapi godaan yang lazim terjadi pada semua pekerja layanan kemanusiaan : mengasumsikan bahwa entah bagaimana mereka adalah ‘para ahli’ dengan pengetahuan khusus untuk ‘menolong’ dengan suatu cara.
Tidak ada keraguan bahwa para pekerja masyarakat seringkali benar-benar mempunyai pengetahuan spesialis, tetapi mengistimewahkan pengetahuan ini, dan dengan demikian mendevaluasi pengetahuan lokal masyarakat.
Menghargai pengetahuan lokal adalah sebuah komponen esensial dari setiap kerja pengembangan masyarakat, dan dapat dirangkum dengan frasa ‘masyarakat yang paling tahu’. Diatas segalanya, anggota masyarakat memiliki pengalaman dari masyarakat tersebut, tentang kebutuhan dan masalah-masalahnya, kekuatan dan kelebihannya, dan ciri-ciri khasnya. Jika kita ingin terlibat dalam sebuah proses pengembangan masyarakat, ia harus dikerjakan atas pengetahuan lokal seperti ini, dan dalam hal ini pekerja masyarakat, kecuali ia telah lama menjadi anggota masyarakat tersebut, tidak dapat mengklaim sebagai ‘ahli’. Masyarakat lokallah yang memiliki pengetahuan, kearifn dan kehlian ini, dan peran pekerja masyarakat adalah untuk mendengar dan belajar dari masyarakat, bukan mengajari masyarakat tentang problem dan kebutuhan mereka (Holland & Blackbrun, 1998).
- Menghargai Kebudayaan Lokal
Bukan hanya pengetahuan lokal yang harus dihargai dalam perspektif ‘perubahan dari bawah’. Suatu kebudayaan lokal masyarakat dapat juga terkiks oleh pemaksaan nilai-nilai dominan dari luar, dengan demikian menghilangkan nilai dan menganggap rendah pengalaman masyarakat lokal (Kleymeyer, 1994).
Seorang pekerja masyarkat dapat dengan mudah menjadi bagian dari erosi kultur lokal ini. Pekerja masyarakat harus berhati-hati untuk tidak mengasumsikan superioritas tradisi-tradisi kebudayaannya sendiri, dan jika sang pekerja tidak mampu mengakui dan bekerja dalam lingkup kebudayaan lokal, upaya-upayanya dalam pengembangan masyarakat tidak akan berhasil.
Meskipun demikian, untuk mengakui dan bekerja dalam lingkup kebudayaan lokal, bukan berarti selalu menyetujuinya atau menerima semua nilai dan praktik lokal. Terdapat banyak keadaan suatu nilai kebudayaan masyarakat bukan hanya bertentangan dengan yang dianut pekerja, tetpi juga bertentangan dengan prinsip-prinsip HAM.
- Menghargai Sumber Daya Lokal
Salah satu prinsip penting dari pengembangan masyarakat adalah prinsip keswadayaan, yang diturunkan langsung dari prinsip ekologis keberlanjutan (Haque, 2000 ; Harcourt, 1994). Keberlanjutan menuntut bahwa struktur-struktur yang dikembangkan adalah yang mampu dipelihara dalam jangka panjang, dengan meminimumkan tingkat ketergantungan dan konsumsi sumber daya serta tingkat polusi atau produk-produk berbahaya atau keluaran-keluaran yang diciptakan. Keswadayaan berarti bahwa masyarakat pada hakekatnya bergantung pada sumber daya mereka sendiri, ketimbang bergantugn pada sumber daya yang diberikan secara eksternal (Kelly, 1992).
Menghargai Keterampilan Lokal
Salah satu aspek dari menghargai sumber daya lokal yang menuntut penyebutan khusus adalah menghargai keterampilan lokal. Seperti jenis-jenis sumber daya lainnya, keterampilan lokal dapat dengan mudah terlewatkan oleh pekerja masyarakat yang bersemangat, tetapi argumen yang sama berlaku bagi keterampilan seperti juga berlaku bagi pengetahuan.
Kepakaran dari luar seringkali dihargai dan dicari, melalui konsultan dan lainnya, padahal tersedia keterampilan local dan dapat seringkali memadai karena ia membumi pada pengalaman lokal. Tetapi hal yang sebenarnya penting dalam hal menghargai keterampilan lokal adalah bahwa, seperti menghargai pengetahuan lokal, ia lebih memberdayakan ketimbang melemahkan. Seorang pekerja masyarakat dapat menghargai keterampilan lokal dengan membuat sebuah ‘daftar keterampilan’ sekedar mencari tahu berbagai keterampilan yang dimiliki anggota masyarakat.
- Menghargai Proses Lokal
Proses-proses yang digunakan dalam pengembagnan masyarakat tidak perlu diimpor dari luar, karena mungkin terdapat proses-proses masyarakat lokal yang dimengerti dan diterima dengan baik oleh masyarakat lokal (McCowan, 1996). Meskipun demikian, sekali lagi, godaan bagi seorang pekerja masyarakat adalah mencoba mengadakan suatu proses yang mungkin telah ia pelajari dalam sebuah kursus, dair sebuah buku atau telah ia gunakan dengan berhasil pada sebuah konteks yang lain.
Sebagaimana pada pengetahuan dan keterampilan, sosialisasi sang pekerja sebagai ‘pakar’ dapat menyebabkan pekerja merasa perlu untuk dilihat sebagai mengetahui bagaimana paling baik melakukannya, dan denganp perasaan itu menjadi perlu untuk memperkenalkan proses-proses yang berasal dari luar masyarakat. Tentu saja, mungkin ada kesempatan-kesempatan yang memadai, tetapi akan ada saat-saat lainnya dimana melaksanakannya berarti mengabaikan dan tidak menghargai proses-proses masyarakat itu sendiri.
- Bekerja dalam Solidaritas
Diskusi di atas, tentang menghargai pengetahuan, kebudayaan, sumber daya, keterampilan dan proses-proses lokal, menekankan salah satu dari prinsip penting pengembangan masyarakat, yaitu bahwa pengalaman masyarakat lokal harus disahkan dan digunakan sebagai titik awal bagi setiap pekerja pengembangan masyarakat (Haug, 2000). Menyelonong masuk sebagai seorang pakar, bermaksud untuk ‘campur tangan’ dan membuat perubahan dari suatu posisi pengetahuan dan keterampilan yang ‘superior’, merupakan jaminan kegagalan, dan hanya akan memperteguh struktur-struktur dan wacana dari keadaan yang merugikan dan pelemahan.
Meskipun demikian, cukup mengherankan karena hal ini sangat sering terjadi ketika orang-orang terpelajar, dari berbagai latar belakang profesional, mencoba bekerja dari suatu kerangka berbasis masyarakat. Sangat sulit bagi kaum profesional, dan banyak yang lainnya yang tidak mau memberi label ‘profesional’ kepada dirinya, merasa nyaman dengan gagasan bahwa mereka seharusnya tidak sibuk, aktif, berfokus aksi dan didorong hasil pada saat mereka mulai bekerja dengan masyarakat. Pekerja masyarakat harus belajar melangkah mundur, mendengarkan, bertanya ketimbang memberikan jawaban, belajar, dan mencoba untuk mengerti. Pekerja masyarakat perlu menghargai bahwa para anggota masyarakat mengetahui lebih banyak tentang masyarakat itu masalahnya, isu, kekuatan, kebutuhan dan cara-cara melakukan sesuatu dan bahwa setiap proses pengembangan masyarakat harus harus merupakan milik mereka bukan milik pekerja masyarakat.
Sebuah komponen kunci dari kerja pengembagnan masyarakat adalah gagasan bekerja dalam solidaritas dengan warga masyarakat. Hal ini mengaandung arti bahwa, seorang pekerja pengembangan masyarakat bukanlah aktor bebas yang mengikuti agendanya sendiri ketimbangan menyediakan waktu dan menerima kesulitan-kesulitan untuk memahami sifat dari masyarakat lokal, tujuan dan aspirasi warga dan cara-cara berfungsinya masyarakat. Sebagai hasilnya, seorang pekerja masyarakat mampu bergabung dengan warga masyarakat itu dalam perjuangan mereka, dan bergerak dalam arah yang sama.