Imanuel Kant melihat kesadaran moral dari sudut yang berbeda, yang kelihatannya bertentangan, akan tetapi sebenarnya tidak bertentangan. Kant hidup di akhir abad ke 18, di kota kecil Kaliningrat, yang ketika Jerman kalah diambil alih oleh Uni Soviet. Kant dianggap filosof modern paling besar, karena tidak mungkin Ketika kita membicarakan epistemology dan etika, jika kita tidak membicarakan Kant. Setelah Kant menegeluarkan tulisan tentang ktitik, terutama kritik terhadp pemikirannya sendiri, maka Kant melahirkan pemikiran baru yang menggegerkan dunia, yang melahirkan pemikiran yang berbeda.
Kant penting dalam dua bidang, Epistemologi dan Etika.
Kant memberikan pengertian baru tentang apa itu pengertian: Orang melihat pengertian seperti melihat foto, Kant mengatakan tidak seperti itu, Kant mengatakan pengertian adalah sebuah konstruksi yang diinput dari realitas,
Kant dalam epistemology, pengertian kita terbatas pada hal2 yang bersifat indrawi, karena itu tidak ada kebebasan, tetapi dalam etika, kita menyadari sesuatu yg tdk dpt dilihat, bahkan sampai kepada pengertian Tuhan. Kant juga yg memberikan dasar filosofis yang paling kuat tentang hak-hak azasi manusia. Kant bertolak dari sebuah contoh untuk mengerti tenang kesadaran moral. Ada org yang diancam dihukum mati, kecuali orang tersebut bersedia membrikan kesaksian palsu tentang orang lain yang tidak bersalah. Kant bertanya, apakah mungkin orang itu cinta akan hidup atau akan menolak kesaksian palsu? Dalam kesadaran itu ada sesuatu yagn aneh, antara kesadaran dan kematian. Ada apa ? dlm situasi ini bisa menjadi sadar, meskipun akan dihukum mati,aku tidak akan memfitnah orang lain. Itulah kesadaran moral yang paling tajam. Orang menyadari sesuatu sebagai kewajiban yang tidak ada kaitannya dengan kepentingannya, bahkan nyawanya. Kasus ini tidak bisa kita tempatkan dalam kasus Aristoteles. Orang tidak akan bahagia jika dia dihukum mati.
Kant mau menujukkan kesadaran…orang bisa mencuri tanpa ketahuan, meskipun pencurian itu memecahkan masalahnya, balas dendam, meskipun tidak baik, dst, dst. Kesadaran moral merupakan kesadaran moral yang memotong segala dimensi kepentingan perhitungan dsb, Dalam bahasa kita sekarang kita bicara tentang suara hati. Orang yang diancam hukuman mati, jika mau memfitnah…merasakan suara hati….kau tidak boleh…karena itu dia akan ragu2. Ada beberap unsur dalam suara hati:
Pertama, kita berhadapan dengan sesuatu….suara hati kita mengatakan jangan… atau harus…jadi bukan kita yang membuat suara itu.
Kedua, bahwa suara hati itu tidak bisa ditawar-tawar, di ditawar-tawar dengan pertimbangan sesuai dengan kepentingan saya, berbahaya atau tidak, disetujui atau tidak…..Contoh, mengkritik pemerinah, tetapi keluarga terancam, …Jadi kesadaran moral bersifat mutlak/absolut.
Ketiga, bahwa yang bertanggung jawab adalah aku. Dia bisa meminta nasehat, tetapi yg memutuskan adalah dia sendiri, dia yang bertanggung jawab. Kant bicara mengenai otonomi moral. Moralitas itu imperative kategoris, perintah kategoris, perintah tidak bersyarat, lakukan jangan buang. Lawannya adalah perintah hipotetis, mislnya berhentilah merokok jika tdk mau mengancam paru-paru mu. Kant menunjukkan bahwa dalam moralitas, kita memiliki otonomi, lawannya adalah heteronomy. Otonomi berarti mengikuti sendiri sebagai hukum dan kewajiban. Orang heteronom, adalah orang yg mengikuti hukum yang dibuat orang lain, yang tidak disadari sebagai hukum. Ini mempunyai implikasi yg sangat kuat,,,nanti akan dilihat antara legalitas dan moralitas.
Kant mengatakan kita sebagai individu, mengikuti kewajiban. Secara moral merupakan kewajiban ku, dan tidak ada orang luar yang mengatur. Martin Luther…aku tidak bisa merubah pendirian ku, meskipun kalian anggap pendirian diriku ini sesat. Kant mengatakan…setiap orang secara moral wajib berpegang pada apa yang dia sadari. Orang harus secara bebas mampu menentukan sendiri sikapnya…itulah yang disebut kebebasan eksistensial. Hak atas kebebasan suara hati, berarti hukum harus menghormati seorang yang menuruti suara hatinya.
Kant membedakan antara moralitas dan legalitas. Legalitas menurut Kant adalah perbuatan baik yang dibuat tidak untuk memenuhi hukum moral, melainkan dibuat untuk menguntungkan sesuatu. Contoh, pengusaha, membangun rumah sakit, dengan tujuan untuk mendapatkan fasilitas, bukan untuk sesuai dengan tuntutan moral. Kant mengatakan kita tidak bisa menilai moralitas seseorang. Karena kita tidak bisa menilai suara hati orang. Akhirnya hati seseorang hanya bisa dinilai oleh Tuhan.
Keempat, Kant memberikan beberap imperative kategoris, bertindaklah sedemikian rupa, sehingga engkau memaknai umat manusia, baik sebagai pribadimu maupun pribadi orang lain…sebagai tujuan, bukan sebagai sarana. Manusia tidak boleh diinstrumentalisasikan, diperlakukan sebagai sarana, orang tidak boleh diperalat. Ini dasar dari hak azasi manusia.