Kuliah Frans Magnis Suseno: Tema Etika Yunani Klasik

  • Dalam etika dibedakan dua aliran besar: Eudemonisme dan Etika Kewajiban. Dalam aliran Eudemonisme, kata kebahagiaan menjadi kata kunci dalam mengarungi kehidupan, sementara itu dalam aliran Etika Kewajiban kata kuncinya adalah kewajiban.
  • Eudemonisme merupakan bentuk etika seluruh filsafat Yunani kuno bahkan kristiani abad pertengahan…Etika adalah teori tentang moralitas, sementara itu etika berkenaan dengan pembawaan diri mana yang baik, buruk, tercela dan terpuji. Jadi etika adalah pemikiran tentang moralitas.
  • Norma moralitas merupakan norma yang kita batinkan/internalisasikan di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, akan muncul berbagai masalah ketika ada konflik moralitas. Habermas memunculkan tentang dunia kehidupan dirasionalkan menghadapi tantangan baru…begitu kelompok dua budaya bertemu…bisa saja cara hidup sudah berubah.
  • Ada tiga macam norma umum yang biasa dipunyai oleh orang: norma sopan santun, hukum dan norma moral. Konsiensis Objektur..orang yang melanggar undang-undang bukan untuk dapat untung akan tetapi untuk kewajiban moral. Situasi pertentangan antar norma itu yang melahirkan etika. Socrates dihukum mati karena dituduh ateis padahal dia bukan ateis.
  • Etika sering menantang, karena berbagai pertentangan tiga norma di atas. Contoh fundamentalisme….sudah jelas ajaran agamu…jangan pikirkan dan laksanakan saja….Akan tetapi interpretasi manusia tentang agama tidaklah sama. Maka fundamentalisme sebenarnya adalah menutup diri tentang interpretasi tentang agama.
  • Berhadapan dengan kekacauan norma-norma…bagaimana aku harus hidup? Supaya dapat mencapai maksimum kebahagiaan. Aristoteles tahu bahwa orang tidak bisa mencapai 100% bahagia..tetapi agak bahagia. Etika Yunani mengatakan….hidup harus kondusif untuk Bahagia….Aristoteles… orang bahagia jika orang mengembangkan potensi….Hedonis mengatakan orang bahagia menikmati kesenangan, hindarkan . Stoa, mengatakan orang bahagia jika orang menisbatkan diri dengan hukum alam (seperti Nrimo pada etika Jawa). Nrimo adalah kemampuan untuk menerima realitas tanpa patah, dan Stoa ke arah itu.
  • Tokoh Epicuros, seorang guru zaman Yunani, hidup dialam politik, social sangat kacau, yang dikuasai oleh kerajaan raksasa pecahan dari kerajaan Iskandar Agung. Epicuros menyatakan bahwa orang bisa hidup bahagia ditengah goncangan. Carilah kebahagiaan kecil…bentuklah lingkungan dimana engkau bebas dari keresahan-keresahan, ambilah nikmat kecil yang ada. Epicuros juga mengajarkan hedonism yang bijaksana..hidup sederhana seadanya, nikmati yang ditawarkan.
  • Epicuros, selalu bisa menerima dan menhindari keresahan dan sedapat mungkin mencari nikmat. Tidak perlu takut terhadap kematian, jika masih takut, itu artinya masih hidup…tidak usah memikirkan kematian. Sebelum Epicuros, hidup Aristoteles. Aristoteles, bersama Plato merupakan satu dari sekian banyak filosof segala zaman. Aristoteles sangat penting dalam etika. Etika sebagai cabang filsafat dengan metode tertentu. Etikanya Aristoteles…..dia bertanya bagaimana kita harus hidup supaya hidup kita bermutu? Punya kualitas? Supaya hidup kita tidak terbuang…Jawabannya hidup kita akan bermutu jika kita dapat mencapai tujuan, maka apa tujuan hidup? Maka jawabannya adalah kebahagiaan.
  • Dengan hidup bagaimana kita bisa menjadi Bahagia? Ada tiga hal yang Aristoteles di tolak..harta, nama dan nikmat. Contoh raja Nidas…The Midas Touch….Raja midas mati kelaparan karena emas tidak bisa dimakan. Nama?…..Argumen Aristoteles…nama jika benar adalah karena orang mempunyai kualitas-kualitas tertentu (panglima hebat, tukang kayu hebat, dll) yang perlu diusahakan bukan nama, tetapi kualitas yang orang menjadi ternama.
  • Aristoteles adalah filosof yang memberi argumentasi terhadap gaya hidup mencari nikmat. Aristoteles bukan asketis yang mengatakan nikmat itu jelek. Aristoteles mengatakan orang yang mencari nikmat adalah orang yang salah dalam mencari (seperti sapi, tidak untuk manusia) … Mengapa? Aristoteles bertanya kapan nikmat itu tercapai? Ketika kebutuhan terpenuhi, kecenderungan sampai dan atau dan prestasi berhasil dicapai. Oleh karena itu ada nikmat badani, nikmat rohani (jiwa). Kita bahagia jika bisa membuat bahagia orang lain.
  • Aristoteles mengatakan kebahagiaan tidak tercapai jika harapan fantasi dan keingin tercapai.Kebahagian itu tidak terjadi dengan menerima sesuai, melainkan dengan mengembangkan diri. Oleh karena itu etika pengembangan diri penting…kau hendaknya mengembangkan kemampuan-kemampuan diri…Bagaimana mengembakgan kemampuan diri? Aristoteles mengatakan, manusia mempunyai dua ciri yang khas. Yang pertama, manuia mempunyai logos, yang kedua dia adalah makhluk social. Buka akal budimu dan libatkan diri dalam sesama, kata aristotels.
  • Membuka diri terhadap realitas, maksudnya mengembangkan rohani, intelektualitas, akan meningkatkan kebahagiaan…Kita akan bahagia, jika kita melibatkan diri dengan lingkungan social, keluarga, kampung maupun kota. Aktif melibatkan diri…..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *