Draft Proker Bidang KWU dan Pengembangan Masyarakat
Pendahuluan
Tidakkah kita malu, Indonesia yang dulu dikenal dengan negara agraris,
pernah berswasembada beras…..
kini kasat mata, telah menjadi negara pengimpor beras dan bahan pangan lainnya………
Tidakkah kita merasa iba…..
ketika kita melihat
perlahan, tetapi pasti
lahan-lahan pertanian pangan
telah beralih fungsi ke bentuk penggunaan lain,…. yang dinilai lebi menjanjikan dari pada melakoni pertanian pangan
Tidakkah kita merasa malu…..
bahwa delapan persen penduduk kita masih miskin dan mereka hidup di sektor pertanian
banyak orang kasihan kepada mereka, akan tetapi mereka enggan turun dari punggungmereka…
Tidakkah kita merasa prihatin…
bahwa saudara saudara kita memohon kepada banyak orang, …..agar mereka dicarikan jalan keluar
dari persoalan yang mereka hadapi….
prihatin memang…
jauh dari semangat kemandirian,
Tidakkah hati kita merasa kecut….
ketika teman-teman di luar sana
sudah bisa menjadi pebisnishandal….
sementara saudara-saudara kita di sini…..
hanya bergulat dan bergelimang di sektor produksi, padahal di setiap rantai pasokan, ada nilai tambah,
Tidakkah kita merasa malu….
ketika kita tidak lagi memiliki semangat
agar hidup kita sedikit lebih bermakna…..
HIDUP AKAN BERMAKNA JIKA BERGUNA BAGI ORANG LAIN…
Visi PISPI pusat “Menuju Peradaban Baru Pertanian Indonesia yang Lebih Mandiridan Bermartabat”.
Berdasarkan visi tersebut, maka bidang kewirausahaan dan pengabdian/pengembangan masyarakat, bercita-cita Mengembangan Kultur Bisnis dalam Agribbisnis dan Menjadi Masyarakat/Petani yang Berdaulat.
Apa yang perlu dilakukan?
- Membangunkan masyarakat/petani dari tidur panjang dalam kesadaran semu, menjadi terjaga dalam kesadaran kritis. Selama ini para petani hanya sibuk di sektor produksi dan gagap untuk masuk ke sektor bisnis. mestinya mereka dapat mengambil manfaat dalam setiap rantai/value chain dari produk yang mereka hasilkan.
- Membangunkan kepercayaan diri, bahwa masyarakat/petani mampu keluar dari persoalan yang mereka rasakan. Sikap apatis, mental instan dan lemahnya social trust mesti dikikis dari sikap mental para petani, sehingga mereka menjadi petani yang berdaulat.
Terkait dengan poin 1 dan 2 di atas, maka diperlukan social field untuk masing-masing komoditi baik komoditi perkebunan, padi dan palawija maupun hortikultura. Pada komoditi-komoditi terpilih, aktivitas yang akan dilakukan mencakup:
a. Studi diagnostik, menentukan desa dan kelompok sasaran
b. Pelatihan mindset entrepreneur
c. Asistensi bisnis planning
d. Pelatihan manajemen input
e. Pelatihan manajemen GAP
f. Pelatihan manajemen pengolahan dan pemasaran
g. Pelatihan packing
Gagasan awal untuk komoditi terpilih:
Komoditi |
Muaro Jambi |
Bungo |
1. Agribisnis Karet |
Desa Ibru (Lingkar Pesantren) |
Desa Rantau Panjang, Kecamatan Jujuhan Ilir |
Inisiasi Produk Baru, Pasar Baru dan Tehnologi Baru |
||
2. Agribisnis Kelapa Sawit |
Desa-desa Sungai Bahar |
Kuamang Kuning |
Pilot Proyek Peremajaan Kelapa Sawit, Pabrik PKS Mini Milik Petani, Pengelolaan Input Produksi |
||
3. Agribisnis Ubi Kayu |
Talang Belido, Talang Kerinci dan Ladang Panjang |
|
Produksi Mocaff |
||
4. Agribisnis Padi |
Desa Muara Piton (Optimasi Sawah) dan Kademangan |
Lubuk Benteng, Kecamatan Bathin III Ulu |
Mengelola Hulu (Benih, Pupuk, Alsintan), Penyempurnaan GAP, Pengolahan dan Manajemen Pemasaran, Packing dan Brand Petani |
||
5. Berbagai Komoditi Unggulan Wilayah | ||
|
||
6. Agribisnis Hortikultura |
Desa Ibru, Lingkar Pesantren |
Gagasan di atas perlu dimatangkan dalam suatu diskusi internal PISPI Wilayah Jambi.