Jaringan Sosial

Ditulis ulang dari materi pembekalan untuk tenaga lapang dalam penelitian LLI tahun 2001

Sama halnya dengan institusi, jaringan sosial (social network) tidak dilihat sebagai sesuatu yang final dan tunggal; bahkan sebaliknya, sebagai maniferstasi institusi, jaringan sosial dapat muncl dalam bermacam-macam wujud mengikuti tantangan situasi. Dengan demikian ia juga dapat berubah secara horizontal, dari satu manifestasi ke manifestasi lainnya. Singkat kata, secara eksistensial, ia hanyalah alat, ekspresi atau konsekuensi dari institusi dan tujuan yang membentuknya. Karena itu yang eksis bukanlah organisasi, melainkan institusi dan tujuan itu sendiri. Dengan demikian tim LLI mendefinisikan jaringan sosial sebagai “groups of individual bound by a common purpose to achieve objective”. Ke dalam definisi ini, dengan demikian, dapat dimasukkan berbagai ekspresi jaringan sosial, mulai dari yang sangat longgar seperti kerumunan, agak ketat seperti aksi bersama, samapi yang relatif ketat yaitu organisasi.

Dengan pengertian jaringan sosial seperti dijelaskan di atas, maka yang membedakan berbagai ekspresi jaringan sosial adalah derajat pengorganisasiannya. Derajat ini dinilai dari ketat – longgarnya atau kuat – lemahnya hal-hal berikut:

  • Tujuan
  • Anggota-anggotanya
  • Aturan main
  • Batas-batas (dengan lingkungannya)

Derajat institusionalisasi suatu jaringan sosial dapat dilihat pada:

  • Penanaman nilai: jaringan sosial baru berada pada tahap (berusaha) menginternalisasikan institusi yang dianut oleh lingkungan sosialnya. Pada tahap ini, pencapaian maksimum jaringan sosial adalah imitasi nilai- nilai atau aturan-aturan dimaksud dalam organisasi  tanpa elemen penafsiran kembali atau penciptaan nilai-nilai sendiri.
  • Penciptaan derivasi atau varian: jaringan sosial telah mulai berusaha menafsirkan kembali atau menciptakan varian-varian /  derivasi institusi lingkungan, sebagai cara menjawab tantangan yang dihadapi. Derivasi atau varian ini, secara mendasar masih berada dalam kerangka atau payung insstitusi lingkungannya. Artinya masih teramati bahwa varian atau derivasi itu masih dengan kuat membawa institusi lingkungannya.
  • Penciptaan realitas baru: jaringan sosial telah mulai mengembangkan atau telah menganut institusi yang berbeda dengan institusi yang dianut oleh (mayoritas warga) komunitas.
  • Pelaksanaan Syi’ar: pada tahap ini jaringan sosial telah melakulan tindakan syi’ar (diseminasi) nilai-nilai yang dianutnya. Disini, jaringan sosial telah mulai menunjukkan tanda-tanda menjadi mercusuar (menunjukkan jalan), trend setter atau anutan, bagi lingkungannya.

Tujuan suatu jaringan sosial tertentu, tidak hanya apa yang dinyatakan secara terbuka atau formal – tujuan resmi – melainkan juga apa yang sesungguhnya dikejar oleh anggota-anggota atau organisasi itu secara keseluruhan – tujuan aktual. Dengan demikian maka pelaksanaan tugas jaringan sosial berikut, harus dibaca dalam konteks pencapaian tujuan – tujuan di atas.

  • Pengambilan keputusan (atas pilihan visi, misi, cara pencapaian, perencanaan, implementasi dan evaluasi)
  • Mobilitas sumberdaya dan manajemen
  • Komunikasi dan kordinasi, serta
  • Penanganan konflik (baik internal maupun antara organisasi dengan lingkungan eksternalnya).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *