Analisis Stakeholders (Pemangku Kepentingan)

Analisis pemangku kepentingan dianggap penting karena dapat memperoleh pemahaman mengenai atas sebuah sistem dari suatu program dan menilai dampak perubahan pada sistem tersebut. Analisis stakeholder juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai kepentingan dari setiap stakeholder (Grimble R, 1998). Melalui analisis matrix actor linkage dapat diketahui tingkat hubungan antar pemangku kepentingan (stakeholder) dengan potensi konflik, kerja sama dan saling melengkapi. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan strategi peningkatan koalisi, kolaborasi dan kerja sama antar pemangku kepentingan (stakeholder).

Dalam pengukuran tingkat kepentingan setiap stakeholder, ada beberapa fungsi yang dapat dinilai melalui kerangka ekosistem yaitu fungsi regulasi, ekonomi, ekologi, dan fungsi carrier ekosistem (de Groot, 2006).

Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat pengaruh, variabel yang digunakan adalah instrument kekuatan, yaitu condign (kelayakan), compensatory (kompensasi), dan conditioning (kondisi) serta sumber kekuatan individu dan organisasi (Galbraith, 1983 dalam Reed, 2009). Kepentingan dan pengaruh para pihak stakeholder dapat digambarkan dalam bentuk matriks dengan bantuan program Microsoft Excel. Dari hasil pengolahan data tersebut akan didapatkan pola interaksi para pihak yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok berdasarkan pengaruh dan kepentingannya. Sehingga dapat dicari solusi alternatif model pengelolaan dan integrasi antar pihak stakeholder (Ilham et al. 2016).

Model analisis stakeholders yang biasa digunakan dalam penelitian adalah menggunakan model yang diperkenalkan oleh Reed et al (2009) dengan tiga tahapan yang meliputi identifikasi stakeholders, klasifikasi stakeholders, dan menggambarkan hubungan antar stakeholders. Analisis stakeholder digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholder terkait dengan program tertentu. Pengaruh adalah kekuatan yang dimiliki oleh stakeholder terhadap program, sedangkan kepentingan adalah prioritas yang diberikan oleh program untuk memenuhi kebutuhan dari setiap stakeholder.

Identifikasi Stakeholders

Identifikasi stakeholders dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan pihak narasumber terkait dengan keterlibatannya dalam pelaksanaan program. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui stakeholders yang terlibat dalam pelaksanaan dan pengelolaan program.

Klasifikasi Stakeholders

Klasifikasi stakelholders dilakukan setelah identifikasi selesai dilakukan, klasifikasi dilakukan dengan mengelompokkan dan membedakan antar stakeholders. Klasifikasi stakeholders dapat dikelompokkan kedalam key player, context setter, subject, dan crowd (Eden dan Ackermann, 1998 dalam Reed et al. 2009). Klasifikasi stakeholders dilakukan setelah didapatkan data hasil wawancara terhadap informan dari setiap stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan program.

Penetapan skor menggunakan panduan penilaian pengukuran data berjenjang lima. Contoh model  penilaian tersebut sebagai berikut: Sangat Tinggi; Tinggi, Cukup Tinggi, Kurang Tinggi, Rendah.

  1. Pengukuran tingkat pengaruh stakeholder dalam pelaksanaan program, dapat dinilai melalui lima variabel. Pengaruh (influence) erat kaitannya dengan kekuatan (power) yang dimiliki oleh stakeholder untuk untuk mengontrol proses dan hasil dari suatu keputusan. Instrumen-instrumen yang dapat mempengaruhi kekuatan meliputi kekuatan kondisi, kekuatan kelayakan, kekuatan kompensasi, kekuatan individu, dan kekuatan organisasi (Galbraith, 1983 dalam Reed et al. 2009). Penilaian (scoring) pengaruh stakeholders berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan melalui wawancara dengan narasumber penelitian, antara lain :
    Pengaruh pertama (P1) : Bagaimanakah kondisi kekuatan dari setiap stakeholder dalam mempengaruhi pihak lain dalam pelaksanaan program? sub aspek kondisi kekuatan dari setiap stakeholder dalam mempengaruhi stakeholder lain dalam pelaksanaan program meliputi opini/pendapat, kebudayaan, pendidikan/riset, promosi desa, serta aturan/pengawasan program. Jika stakeholder memiliki jumlah sub aspek kekuatan stakeholder ≥ 4 maka diberi skor 5. jika stakeholder memiliki jumlah sub aspek kekuatan stakeholder sebanyak 3 maka diberi skor 4, jika stakeholder memiliki jumlah sub aspek kekuatan stakeholder sebanyak 2 maka diberi skor 3, jika stakeholder memiliki jumlah sub aspek kekuatan stakeholder sebanyak 1 maka diberi skor 2, serta stakeholder jika tidak ada memiliki jumlah sub aspek kekuatan stakeholder maka diberi skor 1.
  2. Pengaruh kedua (P2) : Bagaimanakah kelayakan stakeholder dalam memberikan sanksi kepada stakeholder lain terkait dengan pelaksanaan program? kemampuan stakeholder dalam memberikan sanksi kepada stakeholder lain terkait dengan pelaksanaan program meliputi sanksi administrasi, sanksi finansial, sanksi hukum, sanksi moral, dan sanksi lainnya. Jika stakeholder memiliki jumlah sub aspek kelayakan stakeholder ≥ 4 maka diberi skor 5. Jika stakeholder memiliki jumlah sub aspek kelayakan stakeholder sebanyak 3 maka diberi skor 4, jika stakeholder memiliki jumlah sub aspek kelayakan stakeholder sebanyak 2 maka diberi skor 3, jika stakeholder memiliki jumlah sub aspek kelayakan stakeholder sebanyak 1 maka diberi skor 2, serta jika stakeholder tidak memiliki sub aspek kelayakan dalam memberikan sanksi maka diberi skor 1.
  3. Pengaruh ketiga (P3) : Bagaimanakah kekuatan kompensasi setiap stakeholder terkait pelaksanaan program? kekuatan kompensasi stakeholders dalam pelaksanaan pelaksanaan program meliputi gaji/upah, akses pengelolaan lahan, bantuan kegiatan, award/penghargaan, dan lainya. Jika jumlah sub aspek kompensasi stakeholder sebanyak ≥ 4 diberi skor 5, jika jumlah sub aspek kompensasi stakeholder sebanyak 3 diberi skor 4, jika jumlah sub aspek kompensasi stakeholder sebanyak 2 diberi skor 3, jika jumlah sub aspek kompensasi stakeholder sebanyak 1 diberi skor 2, serta jika stakeholder tidak memiliki sub aspek kompensasi diberi skor 1.
  4. Pengaruh keempat (P4) : Bagaimanakah tingkat kekuatan pengaruh individu stakeholder dalam pelaksanaan program? sub aspek kekuatan pengaruh individu stakeholder dalam pelaksanaan program meliputi karisma/wibawa, fisik/tenaga, kecerdasan, kekayaan, dan aspek lainnya. Jika individu stakeholder memiliki jumlah sub aspek pengaruh individu ≥ 4 maka diberi skor 5, jika individu stakeholder memiliki jumlah sub aspek pengaruh individu sebanyak 3 maka diberi skor 4, jika individu stakeholder memiliki jumlah sub aspek pengaruh individu sebanyak 2 maka diberi skor 3, jika individu stakeholder memiliki jumlah sub aspek pengaruh individu sebanyak 1 maka diberi skor diberi skor 2, serta jika individu stakeholder tidak memiliki jumlah sub aspek pengaruh individu maka diberi skor 1.
  5. Pengaruh kelima (P5) : Bagaimanakah kekuatan yang dimiliki oleh organisasi stakeholder dalam pelaksanaan program? sub aspek kekuatan organisasi stakeholder dalam pelaksanaan program meliputi kekuatan anggaran, kekuatan SDM, kesesuaian bidang fungsi SDM, kemampuan menjalin kerja sama dengan stakeholder lainnya, dan pemberian akses/perijinan. Jika stakeholder memiliki ≥ 4 sub aspek kekuatan organisasi diberi skor 5. jika stakeholder memiliki 3 sub aspek kekuatan organisasi diberi skor 4, jika stakeholder memiliki 2 sub aspek kekuatan organisasi diberi skor 3, jika stakeholder memiliki 1 sub aspek kekuatan organisasi diberi skor 2, serta jika stakeholder tidak memiliki sub aspek kekuatan organisasi diberi skor 1.

Penilaian kepentingan (importance) stakeholders merujuk pada kebutuhan stakeholder di dalam pencapaian output dan tujuan (Reed et al. 2009). Pengukuran tingkat kepentingan stakeholder dalam pelaksanaan program menggunakan lima variabel yang meliputi keterlibatan stakeholder, manfaat yang diperoleh stakeholder, bentuk kewenangan stakeholder, program kerja stakeholder dan tingkat ketergantungan stakeholder dalam pelaksanaan program. Pengukuran tingkat kepentingan stakeholder dalam pelaksanaan program berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan melalui wawancara, antara lain :

  1. Kepentingan pertama (K1) Stakeholders : Bagaimanakah bentuk keterlibatan dari setiap stakeholders terkait dengan pelaksanaan program? bentuk penilaian keterlibatan stakeholders dalam pelaksanaan program terdiri atas perencanaan program, pengorganisasian program, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program. Jika jumlah keterlibatannya ≥ 4 diberi skor 5. Jika keterlibatan hanya ada tiga diberi skor 4, jika keterlibatan hanya ada dua diberi skor 3, jika keterlibatan hanya ada satu diberi skor 2, serta jika keterlibatannya tidak ada diberi skor 1.
  2. Kepentingan kedua (K2) stakeholders : Manfaat apa sajakah yang didapatkan oleh stakeholders dari pelaksanaan program? bentuk manfaat yang diperoleh stakeholders dari pelaksanaan program adalah pengurangan konflik lahan dengan masyarakat dan ancaman perambahan, menambah sumber pendapatan, membuka akses, menciptakan lapangan kerja baru, dan promosi produk dari desa. Jika manfaatnya ada ≥ 4 diberi skor Jika manfaat hanya ada tiga diberi skor 4, jika manfaat hanya ada dua diberi skor 3, jika keterlibatan hanya ada satu diberi skor 2, serta jika manfaat tidak ada diberi skor 1.
  3. Kepentingan ketiga (K3) : Bagaimana kewenangan stakeholders dalam pelaksanaan program? bentuk penilaian dari kewenangan stakeholders dalam pelaksanaan program meliputi perlindungan hutan, pembangunan sarana dan prasarana, pemberian ijin untuk terlibat dalam program, pemberdayaan masyarakat, dan penyediaan data dan informasi. Jika jumlah kewenangan stakeholders ada ≥ 4 maka diberi skor 5, jika jumlah kewenangan stakeholders ada 3 maka diberi skor 4, jika jumlah kewenangan stakeholders ada 2 maka diberi skor 3, jika jumlah kewenangan stakeholders ada 1 maka diberi skor 2, jika jumlah kewenangan stakeholders tidak ada maka diberi skor 0.
  4. Pengaruh keempat (P4) : Bagaimanakah tingkat kekuatan pengaruh individu stakeholder dalam pelaksanaan program? sub aspek kekuatan pengaruh individu stakeholder dalam pelaksanaan program meliputi karisma/wibawa, fisik/tenaga, kecerdasan, kekayaan, dan aspek lainnya. Jika individu stakeholder memiliki jumlah sub aspek pengaruh individu ≥ 4 maka diberi skor 5, jika individu stakeholder memiliki jumlah sub aspek pengaruh individu sebanyak 3 maka diberi skor 4, jika individu stakeholder memiliki jumlah sub aspek pengaruh individu sebanyak 2 maka diberi skor 3, jika individu stakeholder memiliki jumlah sub aspek pengaruh individu sebanyak 1 maka diberi skor diberi skor 2, serta jika individu stakeholder tidak memiliki jumlah sub aspek pengaruh individu maka diberi skor 1.
  5. Kepentingan kelima (K5) : Bagaimana tingkat ketergantungan stakeholder dalam pelaksanaan program? penilaian tingkat ketergantungan stakeholders dalam pelaksanaan program meliputi sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, sangat rendah. Jika ketergantungan stakeholders sangat tinggi diberi skor 5, jika ketergantungan stakeholders tinggi diberi skor 4, jika ketergantungan stakeholders cukup tinggi diberi skor 3, jika ketergantungan stakeholder rendah diberi skor 2, serta jika ketergantungan stakeholder sangat rendah diberi skor 1.

Total skor penilaian tertinggi yang bisa didapatkan oleh masing-masing stakeholder adalah pengaruh bernilai 25 poin dan kepentingan bernilai 25 poin. Hasil penetapan skor terhadap tingkat pengaruh dan kepentingan masing-masing stakeholder tersebut dikelompokkan menurut jenis indikatornya dalam bentuk grafik. Grafik kepentingan stakeholders dan grafik pengaruh stakeholders.

Nilai kepentingan dan pengaruh dari seluruh narasumber yang terkait dengan penelitian analisis stakeholders program kemudian digabungkan hingga membentuk matriks kuadran. Matriks kuadran tersebut menggambarkan klasifikasi dari setiap stakeholders program berdasarkan tingkat pengaruh dan kepentingannya terhadap program.

Hubungan antar Stakeholder
Hubungan antar stakeholder dalam pelaksanaan program, biasanya digambarkan secara deskriptif berdasarkan hasil wawancara mendalam pada narasumber dan observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti.

Analisis Deskriptif Kebutuhan
Menurut Siregar (2011) hasil pengumpulan data kebutuhan stakeholder dikelompokkan berdasarkan kebutuhan sinergis dari masing-masing stakeholder. Data kebutuhan stakeholder didapatkan melalui wawancara dengan responden. Data hasil wawancara kebutuhan stakeholder pada program tertentu dianalis dan digunakan untuk menggambarkan kebutuhan masing-masing stakeholder dalam pengelolaan program. Selanjutnya data kebutuhan tersebut akan dianalisis dengan metode analisis kebutuhan dilakukan secara deksriptif untuk pencermatan terhadap faktor-faktor yang menjadi kebutuhan stakeholder (Abidin 2007).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *