Proses Terbentuknya Wirausaha

Munculnya para entrepreneur baik dalam masa krisis maupun dalam masa kondisi ekonomi sedanga membaik, telah banyak menarik perhatian para pakar untuk melakukan berbagai penelitian. Para pakar ini tidak saja dari disiplin ilmu ekonomi, namun juga dari disiplin ilmu psikologi, sosiologi, manajemen dan lainnya. Dalam teori ekonomi, studi kewirausahaan ditekankan kepada identifikasi [eluang yang terdapat pada pasar  serta membahas fungsi inovasi dari entrepreneur dalam menciptakan kombinasi sumberdaya ekonomis untuk menghasilkan suatu produk. Dalam bidang ilmu psikologi mislnya, studi kewirausahaan lebih menekankan pada penelitian karakteristik kepribadian wirausaha, sedangkan dalam ilmu sosiologi penelitian ditekankan pada pengaruh lingkungan sosial budaya dalam pembentukan masyarakat wirausaha.
Beberapa teori yang berusaha menerangkan proses terbentuknya wirausaha diantaranya:
1. Teori Life Path Change
Tidak semua entrepreneur lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana dengan baik. Banyak entrepreneur lahir tidak mengikuti proses yang direncanakan. Hal ini karena disebabkan beberapa hal:
a. Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi entrepreneur karena dia berada pada tempat yang tidak kondusif. Misalnya saja karena tertekan, merasa terhina, mengalami kebosanan selama bekerja, dipaksa ataupun terpaksa pindah dari daerah asal. Kondisi inilah yang membuat seseorang terpaksa harus keluar dari kebiasaan rutin yang dia sendiri tidak merasa nyaman dengan kondisi itu. Sementara di sisi lain upaya untuk menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarga harus dipertahankan. Oleh karenanya menjadi entrepreneur dalam situasi seperti ini adalah pilihan terbaik bagi dirinya.
b. Being between things
Ada orang yang merasa berada pada dua dunia yang  berbeda (being between things). Orang-orang yang baru keluar dari ketentaraan, orang yang baru keluar dari penjara, sering kali mereka merasa berada pada dua dunia yang berbeda. Apapun perasaannya, yang pasti mereka tetap harus berjuang menjaga kelangsungan hidupnya. Dan biasanya beranjak darisinilah pilihan harus dibuat. Pilihan menjadi entrepreneur muncul karena menjadi entrepreneur mereka dapat bekerja dengan mengandalkan diri mereka sendiri.
c. Having positif pull
Seseorang dapat menjadi entrepreneur karena mendapat dukungan positif dari mitra kerja, investor, pelanggan, maupun relasi lain. Dukungan positif ini akan memudahkan mereka mengantisipasi peluang usaha. Slain itu dukungan positif juga akan menciptakan rasa aman dari berbagai resiko yang akan dihadapi dikemudian hari.
2. Teori Goal Direct Behavior
Teori ini menggambarkan bahwa seseorang menjadi entrepreneur untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuannya tidak lain adalah memperbaiki kelangsungan hidup dirinya dan keluarganya. Untuk mencapai tujuan tersebut, seseorang termotivasi dan mengarahkan tingkah lakunya secara persisten untuk mencapai tujuan. Diawali dengan adanya dorongan need, kemudian goal direct behavior, hingga tercapainya tujuan. Dorongan need (kebutuhan) muncul dari berbagai macam mulai dari kebutuhan dasar sampai kepada kebutuhan untuk berprestasi. Bisa juga dorongan need ini muncul dari adanya defisit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan (entrepreneur).
3. Teori Pengambilan Keputusan
Sebelum mengambil keputusan terjun ke dalam dunia wirausaha, seseorang terlebih dahulu melakukan pertimbangan-pertimbangan. Pengambilan keputusan tersebut tidaklah selalu mudah, bahkan dapat menimbulkan konflik dengan dirinya sendiri bahkan dengan orang lain.
Pengambilan keputusan adalah suatu proses berfikir dan bertindak yang bermuara pada pemilihan perilaku tertentu sesuai dengan keputusan yang diambil. Jika seseorang mengambil keputusan menjadi wirausaha maka dia akan menyelaraskan tindakan dengan hasil keputusannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan:
a. Faktor yang berasal dari situasi lingkungan keputusan itu sendiri (decision environment).
Jika seseorang cukup mengenal keadaan sekarang (initial state), tujuan-tujuan yang akan datang yang akan dicapai (desire state) dan transformasi yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan yang diinginkan, maka seseorang tersebut dihadapkan kepada lingkungan keputusan yang berstruktur baik (well structured). Tetapi jika seseorang tidak mempunyai pemahaman konprehensif, maka dia dihadapkan kepada lingkungan keputusan berstruktur buruk (ill structured).
b. Faktor yang berasal dari dalam diri pengambil keputusan.
Ada empat atribut psiokologis yang mempengaruhi strategi-strategi keputusan:
  • Kemampuan perseptual
  • Kemampuan informasi
  • Kecenderungan untuk mengambil resiko
  • Tingkat aspirasi.
4. Teori Outcome Expectacy
Outcome expectacy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konsekuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu. Dari pengertian di atas Outcome expectacy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yang akan diperoleh jika ia melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan.
Jenis Outcome Expectacy
a. Insentif Primer
Merupakan imbalan yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, dan kontak fisik lainnya.
b. Insentif Sensoris
Beberapa kegiatan manusia ditujukan untuk memperolah umpan balik sensoris yang terdapat di lingkungannya.
c. Insentif Sosial
Manusia melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari lingkungan sosialnya. Penerimaan atau penolakan dari sebuah lingkungan sosial akan lebih berfungsi secara efektif sebagai imbalan atau hukuman dari pada reaksi yang berasal dari satu individu.
d. Insentif yang berupa token ekonomi
Token ekonomi adalah imbalan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi seperti upah, kenaikan pangkat, penambahan tunjangan dan lainnya.
e. Insentif status dan pengaruh
Pada sebagian besar masyarakat, kedudukan individu seringkali dikaitkan dengan status kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki individu dalam lingkungan sosialnya memberikan kesmpatan kepadanya untuk mengontrol perilaku orang lain baik melalui simbol atau secara nyata.
f. Insentif standar internal
Insentif ini berasal dari tingkat kepuasan diri yang diperoleh individu dari pekerjaannya. Insentif bukan berasal dari luar diri, tetapi berasal dari dalam diri seseorang. Reaksi diri yang berupa rasa puas dan senang merupakan salah satu bentuk imbalan internal yang ingin diperoleh seseorang dari pekerjaannya.

0 Replies to “Proses Terbentuknya Wirausaha”

  1. syalom..
    Entrepreneurlah yang menjadi perantara dalam transformasi input-input produksi menjadi produk atau jasa yang dihasilkan. Entrepreneurlah yang menentukan input produksi, memilih kombinasi input yang sesuai, serta menentukan kapan dan bagaimana di produksi..
    bagaimana pak seperti di negara kita Indonesia, apakah hal ini bisa tercapai berkembang seperti di negara-negara maju? contohnya di dalam bidang kehutanan..
    kemudian, pendapat bapak kenapa pengangguran tidak pernah bisa diatasi di negara kita? padahal para pengangguran tersebut bisa saja menjadi Entrepreneur apabila mereka memiliki visi dan misi yg jelas dan membangun sehingga keluar dari kemiskinan.,
    apa peran pemerintah di dalam mengatasi hal tersebut? padahal kewirausahaan, tidak hanya cocok untuk usaha-usaha yang mengejar keuntungan (profit motif), melainkan juga cocok untuk aktivitas sosial seperti pendidikan, rumah sakit dan jasa pelayanan sosial lainnya.
    apakah pemerintah dapat mengambil alih di dalamnya demi memajukan kesejahteraan masyarakat??

    trim’s
    🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *