Kewirausahaan dan Pembangunan Ekonomi

1.1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

Istilah kewirausahaan/Entrepreneurship berasal dari Prancis yang secara harfiah diterjemahkan sebagai perantara. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan orang-orang (Entrepreneur) yang mengorganisir kegiatan produksi dalam skala yang besar. Perantara disini dimaksudkan bahwa Entrepreneurlah yang menjadi perantara dalam transformasi input-input produksi menjadi produk atau jasa yang dihasilkan. Entrepreneurlah yang menentukan input produksi, memilih kombinasi input yang sesuai, serta menentukan kapan dan bagaimana di produksi.

Entrepreneur dalam dunia yang lebih maju muncul pada masa revolusi industri, seperti dengan ditemukannya mesin uap oleh James Watt, mesin pemintal benang oleh Richard Arkwright. Para penemu tehnologi ini sangat berarti dalam pembangunan perekonomian, mereka menerapkan penemuan ilmu untuk tujuan produksi dan berusaha mendapatkan peningkatan output industri yang sangat besar melalui penggunaan teknologi baru.

Entrepreneur pada masa revolusi industri di Inggris menunjukkan bahwa kunci penting dalam membangun adalah semangat inovasi. Mereka mengembangkan penemuan untuk tujuan komersil dan menerapkan penemuan ilmiah untuk tujuan produksi. Kreatifitas merupakan hakikat dari tindakan Entrepreneurial.

1.2. Masalah Dasar dalam Perekonomian

Semua negara, baik negara maju maupun negara terbelakang, negara kaya maupun negara miskin mempunyai masalah ekonomi. Masalah ekonomi timbul karena sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal) terbatas, sementara kebutuhan manusia relatif tidak terbatas. Apalagi kondisi diatas diiringi oleh ketidakseimbangan distribusi sumberdaya antar daerah/negara serta diikuti oleh tingkat pertambahan penduduk yang tinggi, yang menyebabkan ledakan jumlah penduduk.

Persoalan ekonomi yang menonjol, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah persoalan pengangguran dan persoalan kemiskinan. Pengangguran didefinisikan sebagai orang-orang yang mau dan mampu bekerja akan tetapi tidak/belum mendapatkan pekerjaan. Para penganggur ini pergi ke kota dengan harapan dapat pekerjaan di kota, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mendapatkan pekerjaan karena keterampilan dan pengetahuan yang sangat kurang. Pengangguran tentu saja akan menciptakan masalah-masalah baru, terutama berkaitan dengan penyediaan perumahan, sanitasi dan kesehatan, kejahatan kriminal dan lainnya.

Persoalan lain yang juga banyak melanda negara berkembang adalah persoalan kemiskinan. Secara teoritis ada beberapa faktor determinan kemiskinan. Pertama, kemiskinan dilihat sebagai produk kegagalan individu dan sikap yang menghambat untuk merubah nasib. Kedua, kemiskinan merupakan akibat dari adanya kebudayaan kemiskinan, dan Ketiga, kemiskinan akibat dari kurang tersedianya kesempatan untuk maju.

Permasalahannya sekarang adalah bagaimana kaitan antara kewirausahaan dengan dua masalah yang di bahas di atas? Ada keyakinan bahwa jika kewirausahaan berkembang maka dua masalah diatas akan dapat dikurangi sehingga perkembangan ekonomi dapat menjadi lebih cepat. Dengan kata lain apabila perkembangan ekonomi merupakan hasil penerapan teknologi, maka harus ada seorang atau segolongan orang yang berbuat untuk menerapkan kombinasi-kombinasi baru sumber-sumber produksi untuk kegiatan produktif. Kegiatan ini menunjukkan suatu inovasi yang pelakunya adalah wirausahawan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan para wirausahawan maka dapat disimpulkan bahwa para wirausahawan akan mampu memproduksi barang dan jasa, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan akhirnya kondisi ini akan membuat aktivitas ekonomi secara keseluruhan menjadi lebih baik dan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jelas disini bahwa ada korelasi (hubungan) antara entrepreneurship dengan pembangunan ekonomi suatu negara. Semakin berkembang entrepreneur di suatu negara maka pembangunan ekonomi negara tersebut akan semakin baik.

Tentu saja untuk menumbuhkan dan mengembangkan wirausahawan (enterpreneur) bukan pekerjaan yang mudah. Banyak kondisi yang perlu diciptakan oleh pemerintah agar muncul enterpreur-enterprener baru seperti keamanan, stabilitas politik, stabilitas harga, penyediaan infrastruktur, bantuan pelatihan, pemasaran dan bantuan finansial.

1.3. Pemerintah dan Kewirausahaan

Di negara-negara berkembang, pemerintah memainkan peran yang menentukan dalam pembangunan ekonomi. Disamping terlibat dalam pembangunan infrastruktur ekonomi, seperti jalan, jembatan, transportasi, komunikasi dan fasilitas listrik, pemerintah juga terlibat mengelola perusahaan dan industri terutama ketika sektor swasta belum begitu berkembang di negara tersebut. Bagaimanapun juga ketika ekonomi mulai berkembang, pemerintah tentunya akan mengurangi perannya di dalam aktivitas ekonomi. Pada tahap seperti ini maka sektor swasta yang dimotori oleh wirausahawan-wirausahawan jelas akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Meskipun wirausahawan merupakan seorang pengambil resiko yang rasional namun dalam melakukan investasi, wirausahawan ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang positif akan merangsang investasi maupun kondisi negatif yang akan melemahkan semangat investasi. Secara rasional dapat dipahami bahwa motif utama seseorang berinvestasi adalah adanya harapan keuntungan (profit) dimasa datang. Faktor lain yang juga dipertimbangkan adalah kenyamanan, pendapatan masyarakat, fasilitas energi listrik, transportasi dan fasilitas komunikasi.

Dari uraian di atas, jelas sekali ada hubungan yang kuat antara pemerintah dan kewirausahaan. Pemerintahlah yang semestinya memberikan insentif-insentif bagi berkembangnya kewirausahaan, karena berkembangnya kewirausahaan akan mempercepat pembangunan ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak, produksi dan konsumsi yang lebih tinggi. Mengingat peran penting kewirausahaan dalam pembangunan ekonomi ini, maka ada beberapa kondisi yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah agar tumbuh iklim investasi yang kondusif.

1. Keamanan dan Kenyamanan.

Pemerintah perlu menjamin bahwa kondisi keamanan dalam negeri dapat dipertahankan. Keadaan ini tentunya akan membuat nyaman para wirausahawan untuk berinvestasi. Kondisi-kondisi seperti ancaman bom, penculikan, amuk masa seperti yang permnah terjadi di Indonesia setelah melalui krisis multidimensional merupakan contoh kondisi yang tidak kondusif untuk berinvestasi.

2. Stabilitas Politik.

Pemerintah perlu menjamin bahwa kondisi keamanan dalam negeri dapat dipertahankan. Keadaan ini tentunya akan membuat nyaman para wirausahawan untuk berinvestasi. Kondisi-kondisi seperti ancaman bom, penculikan, amuk masa seperti yang permnah terjadi di Indonesia setelah melalui krisis multidimensional merupakan contoh kondisi yang tidak kondusif untuk berinvestasi.

3. Stabilitas Harga.

Harga dikatakan stabil jika jika tidak ada perubahan harga yang begitu drastis atau fluktuasi harga barang/jasa yang tinggi jika ada perubahan nilai tukar. Untuk komodoti-komoditi ekspor dan impor, harga komoditi begitu besar tergantung pada fluktuasi nilai mata uang asing terutama mata uang Amerika Serikat (US $). Jika nilai mata uang US $ turun, para importir akan merasa senang, karena bisa membeli barang dengan harga yang lebih murah dari biasanya, sebaliknya turunnya mata uang US $ ini membuat para eksportir merasa kurang diuntungkan.

4. Infrastruktur.

Infrastruktur yang baik merupakan salah satu dasar pertimbangan wirausahawan dalam berinvestasi disamping pertimbangan keuntungan (profit). Infrastruktur seperti jalan, jembatan, transportasi, komunikasi dan fasilitas listrik merupakan faktor eksternal yang tidak dapat dikontrol oleh wirausahawan. Hanya pemerintah yang mampu membangun dan memelihara infrastruktur tersebut.

5. Pendidikan dan Latihan

Modal (uang, mesin, lahan dan material lainnya hanya akan produktif jika orang tahu bagaimana menggunakannya secara tepat. Cara terbaik untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan adalah melaui pendidikan dan latihan.

6. Bantuan Pemasaran.

Menganjurkan orang-orang untuk menjadi wirausahawan tanpa bantuan pemasaran dari pemerintah merupakan tindakan yang fatal. Sama halnya dengan menganjurkan orang-orang memproduksi barang/jasa tetapi tidak ada pasar untuk menjual produk/jasa tersebut. Bantuan pemasaran dari pemerintah diperlukan, dan dapat berupa promosi, mengidentifikasi pembeli, memberi informasi harga dan lainnya.

7. Bantuan Finansial.

Dana penting bagi para wirausahawan terutama wirausahawan kecil dan lemah. Bantuan finansial dari pemerintah diharapkan dapat merangsang wirausahawan untuk berproduksi dan dapat saja berupa kredit lunak.

1.4. Kontribusi Wirausahawan/Entrepreneur

Seperti di uraikan pada bagian terdahulu bahwa terdapat kaitan yang erat antara kewirausahaan dan pembangunan ekonomi. Semakin berkembang kewirausahaan, maka semakin berkembang perekonomian suatu negara. Secara konkrit ada beberapa kontribusi wirausahawan terutama dalam kaitannya dengan keberadaan perekonomian suatu negara.

1. Entrepreneur mampu mengembangkan pasar baru.

Dalam konsep pemasaran modern, pasar diartikan sebagai orang-orang yang bersedia dan mau dipuaskan kebutuhannya. Di dalam ekonomi, konsep ini dikenal dengan permintaan effektif (effective demand). Wirausahawan adalah orang-orang yang kreatif. Mereka dapat menciptakan pelanggan atau pembeli. Inilah yang membuat para wirausahawan berbeda dengan pelaku bisnis lainnya yang hanya melakukan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengkordinasian.

2. Entrepreneur dapat menemukan sumberdaya/input atau faktor produksi baru.

Wirausahawan adalah orang yang tidak pernah puas dengan input produksi yang ada. Karena sifat inovasi mereka mereka berusaha menemukan sumberdaya baru untuk meningkatkan kemampuan usaha mereka. Dalam usaha/bisnis, siapa saja yang dapat mengembangkan dan menemukan sumberdaya baru tentunya akan mendapatkan keuntungan komparatif dalam penawaran produknya di pasar, akan dapat mengurangi biaya perunit produk, dan akan dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

3. Entrepreneur dapat memobilisasi sumberdaya modal.

Wirausahawan adalah orang yang mengorganisir dan mengkordinasikan faktor-faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja dan modal. Merekalah yang mengkombinasikan faktor produksi ini dengan kombinasi yang cocok untuk menciptakan barang dan jasa. Dalam ekonomi, sumberdaya modal dapat berbentuk mesin-mesin, bangunan maupun sumberdaya produktif fisik lainnya. Wirausahawan dengan kyakinannya dapat mengakomulasikan modal untuk menemukan usaha baru ataupun mengembangkan usaha yang sudah ada.

4. Entrepreneur, memperkenalkan teknologi dan produk baru.

Disamping seorang inovator, wirausahawan juga sebagai pengambil resiko yang rasional. Wirausahawan mampu melihat peluang usaha dengan cermat. Mereka memperkenalkan sesuatu yang baru atau berbbeda dengan yang sudah ada. Semangat wirausahawan demikian tentunya akan memberikan sumbangan yang berarti bagi perekonomian suatu negara. Setiap tahun, ada tehnologi baru, dan ada produk baru. Semuanya ditujukan untuk memuaskan kebutuhan manusia dengan cara yang cocok dan menyenangkan.

5. Entrepreneur menciptakan lapangan kerja.

Inovasi wirausahawan akan menciptakan lapangan kerja baru. Tenaga kerja yang diserap pada lapangan kerja ini tentunya akan mempunyai efek pengganda terhadap keseluruhan perekonomian. Semakin banyak lapangan kerja, juga berarti semakin banyak sumber pendapatan bagi masyarakat. Peningkatan pendapatan berarti akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa. Kondisi ini menjadi faktor perangsang bagi penigkatan produksi. Lebih banyak produksi berarti juga akan lebih banyak tenaga kerja yang dapat diserap pada berbagai lapangan kerja.

0 Replies to “Kewirausahaan dan Pembangunan Ekonomi”

  1. Pak..Dalam peningkatan jumlah wirausaha,bagaimana peran pemerintah dan wirausahaan agar masyarakat umum mau dan mampu melakukan wirausaha?

    1. Pertanyaan saudara Dede irawan yang bertanya mengenai bagaimana peran pemerintah dalam meningkatkan jumlah wirausaha..?

      Menurut saya,
      ” Dalam program pemerintah untuk meningkatkan jumlah wirausaha itu sendiri telah dijelaskan pada slide diatas yang menyatakan ada 7 hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
      1. keamanan dan kenyamanan
      2. stabilitas politik yang terjadi dalam negeri
      3. stabilitas harga
      4. infrastruktur.
      5. pendidikan dan pelatihan
      6. bantuan pemasaran.
      7. bantuan finansial.

      Dalam progam meningkatkan jumlah wirausaha itu sendiri juga tidak luput dari peranan pemerintah, koperasi, perbankan dan instansi-instansi lain.

      Banyaknya jumlah wirausahawan di Indonesia yang kurang mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas dari inovasi yang telah dibuatnya. Permasalahan utama yang dihadapi wirausahawan adalah dana, dengan adanya perbankan, koperasi dan instansi-instansi lain, ini sangat membantu para wirausahawan untuk mengembangkan usahanya baik micro maupun makro, dalam progam ini perbankan membantu para wirausaha dengan memberikan bekal ilmu kewirausahaan, tidak hanya dalam bentuk pendidikan formal namun juga melalui simulasi praktek, yang biasanya di adakan di desa-desa yang kurang maju,

      Dalam prakteknya perbankan juga sering mengadakan seminar tentang bakat dan inovasi wirausaha muda, untuk memacu generasi muda agar lebih berfikir maju untuk mengembangkan negaranya. Semakin banyaknya bantuan dari koperasi dan perbankan, membuat perekonomian Indonesia sedikit demi sedikit pulih, baik dari segi penganguran yang berkurang, maupun meningkatnya jumlah wirausaha di indonesia banyak bank-bank yang sering berkecimpung dan berperan aktif bagi pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia, yang diwujudkan secara berkesinambungan dan fokus pada generasi muda yang merupakan generasi penerus bangsa.

      Dengan adanya 7 hal yang diperhatikan pemerintah dalam usaha meningkatkan jumlah wirausaha. Maka akan banyak wirausaha yang tertarik untuk melakukan usaha secara mandiri.

      terimakasih.

    2. Dede Irawan, pada kuliah pertama, sebenarnya sudah jelas fasilitasi yang minimal harus dilakukan oleh pemerintah.

      ________________________________

    3. saya mau mencoba menjawab menurut saya peran pemerintah itu harus memberikan modal kepada masyarakat umum supaya mereka.mau membuka suatu usaha, dan wirausawan itu harus memiliki inisiatif bagaimana mereka menciptakan wadah untuk masyarakat umum tersebut, supaya masyarakt umum tertarik untuk membuka suatu usaha,
      terima kasih

  2. apa yang membedakan antara kewirausahaan karena peluang (opportunity) dengan kewirausahaan karena kebutuhan (necessity)?

    1. Pertanyaan saudari Asty M.A mengenai apa yang membedakan antara kewirausahaan karena peluang (opportunity) dengan kewirausahaan karena kebutuhan (necessity)?

      Menurut saya
      ” Dalam hal ini saya membedakan terlebih dahulu antara peluang usaha itu sendiri dengan kebutuhan.

      >peluang usaha adalah penawaran terhadap sebuah aktifitas bisnis yg pantas utk di geluti dan tentu saja bisa memberikan keuntungan yg luar biasa kepada orang yang memanfaatkannya.
      sedangkan.
      >kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha.

      sehingga, kewirausahaan karena kebutuhan ini sendiri merupakan sebuah dasar alasan melakukan sebuah kegiatan usaha yang bertujuan untuk bertahan hidup.
      misalnya, penjual keliling ,penjual sayur-mayur, etc.
      Mereka melakukan usaha hanya sekedarnya dan asal-asalan saja. karena tujuan utama dari usahanya hanya untuk melengkapi kebutuhan sehari2 dalam bertahan hidup.

      berbeda dengan kewirausahaan karena peluang,

      mereka yang yang berwirausahaan karena peluang, meraka mampu melihat dan memanfaatkan apa yang ada disekitarnya untuk dikelola dan dijadikan sebuah bisnis yang nantinya akan dikembangkan menjadi usaha yang besar untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi karena usaha tersebut.

      terimakasih.

  3. Pak ketika seorang ingin menjadi Entrepreneurship dalam pikiran pertamanya pak takut untuk merugi dan Gagal, cara mengatasi prihal tersebut gimana?

    Ni pak dalam kutipan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Radjasa. Hatta membeberkan bahwa di Amerika Serikat (AS) pengusaha sekitar 11,5 hingga 12 persen, Siangapura sebesar 7 persen, Cina 10 persen, India 10 persen, dan negara-negara G-20 rata-rata 5 persen merupakan pengusaha.
    Dari 169,33 juta usia kerja, tapi jumlah kategori pengusaha atau entrepreneur hanya 564 ribu atau sekitar 0,24 persen,” ungkapnya, dalam sambutannya, di SMESCO UKM, Jakarta, Jumat (3/12/2010).

    Gini pak ketika pemerintah menggemboe-gemborkan Entrepreneurship sedangkan pemerintah tidak mampe mengatasi harga barang dan jasi hasil dari seseorang Entrepreneurship atau pengusaha contoh nya ketika gula dari pabrik melimpah dan hargapun jatuh dikarenakan gula impor di manakah peran pemerintah dalam hal ini?

    1. saya akan mencoba menjawab pertanyaan Muhammad Ridho.

      menurut saya.
      jawaban 1.
      > sebagai Entrepreneurship .. harus mampu menciptakan dan membuat peluang usaha, sikap mental yang berupa inisiatif,disiplin,kreatifitas dan postif thinking.
      selain itu mereka juga harus mampu menghadapi dan mengambil resiko. karena setiap usaha pasti ada resikonya.

      Takut untuk merugi atau gagal dalam melakukan adalah hal biasa setiap usaha.
      karena dalam usaha hanya ada 2 hal. kalau tidak untung ya berarti rugi.

      untuk mengatasi hal tersebut, disinilah peran pemerintah yang berupa 7 hal seperti : 1. keamanan dan kenyamanan, 2. stabilitas politik yang terjadi dalam negeri, 3. stabilitas harga, 4. infrastruktur., 5. pendidikan dan pelatihan, 6. bantuan pemasaran.,7. bantuan finansial. yang dapat diberikan kepada entrepreneurship untuk menunjang usahanya. Dengan pembekalan memadai dalam melakukan usaha, hal ini dapat mempengaruhi entrepreneurship mempunyai kepercayaan diri dalam melakukan setiap kegiatan.

      meskipun kita tidak dapat menghindar dari resiko yang akan terjadi, setidaknya kita dapat memperkecil resiko yang diambil dalam usaha.

      2.
      Amerika Serikat punya 11.5% wirausahawan, Cina dan Jepang sekitar 10%, Singapura dan India 7%. Berdasarkan survey Global Entrepreneurship Monitor (GEM) tahun 2006 (dikutip dari Ferry Zulkifli, Perlunya Kebijakan Kewirausahaan, Jurnal Nasional 11 Mei 2010) jumlah wirausaha di Indonesia adalah sebesar 19,3% dari jumlah total penduduk dewasa.

      ini menandakan bahwa wirausaha yang ada di indonesia melampui atau lebih besar dari amerika. Meskipun dalam kenyataannya wirausaha yang ada di indonesia besar, namun pendapatan perkapita wirausaha tersebut kecil.
      ini dikarenakan di indonesia lebih banyak kewirusahaan karena kebutuhan daripada kewirausahaan karena peluang.

      untuk mengatasi hal diatas.. harus adanya 4 hal.
      1.menciptakan calon2 wirausaha yang luarbiasa
      2.pemerintah harus memfilitasi dan memngkas birokrasi
      3.perbankan lebih ramah dalam meminjamkna permodalan usaha baru.
      4.fasilitas yang menunjang.

      adanya 4 hal diatas dapat menciptakan wirausaha yang di indonesia mampu menjadikan kewirausahaan sebagi peluang bukan hanya kebutuhan belaka.

      3.
      saya belum bisa menjawabnya.. karena saya belum melihat dan terlibat langsung dalam hal itu,. hehehehe

      terimaksih.

      1. Yoga Rananda, prgram PKM yang difasilitasi oleh DIKTI, salah satunya adalah untuk mengcreat entrepreneur baru, dari kalangan cendikia/mahasiswa. Simak saja cerita2 sukses dari beberapa orang yang telah difasilitasi oleh DIKTI melalui program PKM Kewirausahaan.

        ________________________________

  4. apa alasannya Wirausaha itu dikatakan sangat berperan besar dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan Wirausaha juga di katakan sebagai penopang perekonomian di Indonesia?

    Mengapa tingkat keberhasilan orang yang memiliki modal banyak dalam wirausaha lebih tinggi ?? apakah tingkat kemodalan sangat berpengaruh dalam berwirausaha?

    1. Neni Safitri, pernahkah kamu membaca Levi Strauss, seorang yang pada awalnya berkelana mencari pekerjaan dan kemudian menjadi tukang jahit pakaian para penambang. Bukankah sekarang Levi Strauss sudah menjadi merek terkenal dari salah satu produk bluejeans?

      ________________________________

    1. kita diskusikan di kelas, pertanyaan menarik ini, saya kira masing2masing punya pemikiran dan bisa kita kerucutkan menjadi suatu pemikiran yang konstruktif bagi kita bersama

      ________________________________

      1. sebelumnya saya minta ma’af pak, sebelum di diskusikan di kelas saya mau mencoba menjawab pertanyaan saudari handriayani pak, mengapa usaha-usaha kecil sulit berkembang ? khususnya di provinsi kita provinsi jambi, menurut saya ada dua kendalanya mengapa usaha2 kecil tersebut sulit berkembang : yang pertama paradigma masyarakat terhadap para wirausahawan itu sangat buruk, kenapa saya bilang seperti itu karena banyak sudah para wirausaha yang sukses belum di hargai layaknya suatu profesi yang penting dan membanggakan, kemudian yang kedua lingkungan yang tidak mendukung untuk menjadi wirausahawan krena orang2 tua memandang resiko menjadi seorang wirausahawan di nilai terlalu tinggi dan masih banyak orang tua yang tidak mendukung anaknya untuk menjadi seorang wirausahawan, malahan orang tua masih bangga melihatanaknya menjadi pegawai perusahaan dan pegawai negeri yang nasih bekerja dengan orang lain.

      2. saya mau bertanya pak, dalam melakukan suatu usaha pasti ada kegagalan pak, apakah yang menyebabakan kegagalan tersebut dan bagaimana cara kita sebagai mahasiswa mengatasi kegagalan tersebut setidaknya kita minimalisirkan kegagalan tersebut ?

  5. mungkin pertanyaannya hampir sama dengan neni safitri tapi saya cuma ingin tau apakah dengan modal lebih banyak maka wirausaha nya akan sukses dan berkembang?

      1. berarti pak kita dapat mebuat pernyataan kalau usaha yg kuat maka sekecil apapun modalnya kita bisa sukes dgn usaha kita,. bukan begitu pak 🙂

  6. pak, saya mau bertanya.
    banyak kita lihat ditelevisi berita tentang wirausaha masyarakat miskin mengenai manfaat barang bekas yang di jadikan suatu usaha yang sangat menarik hingga sampai terekspor ke luar negeri namun proses produksi yang cukup lama sehingga ekspor lama untuk diproses.

    yang saya mau tanya, kenapa masyarakat yang mempunyai bakat seperti itu tidak di dukung oleh pemerintah untuk membuka lapangan kerja secara meluas sehingga rakyat yang pengangguran bisa mendapatkan pekerjaan yang kerjaannya tidak begitu rumit serta menambah wawasan mereka sehingga hasil ekspor barang tersebut bisa cepat di dapat dan meluas?
    terimakasih ..

  7. pak, saya mau bertanya Semua Enterpreneur percaya modal utama yang besar akan membimbingnya menuju jalan yang benar dalam suatu usaha mereka, tapi mengapa masih saja banyak masyarakat mengikuti zaman sekarang seperti saat ini pada saat musim bandrek, semua usaha seperti pedagang berubah menjadi penjual bandrek? sehingga modal mereka yang sudah lama diusahakan menjadi sia-sia, padahal tidak akan selamanya bandrek trus berlaku.
    terimakasih…

  8. pak, saya mau bertanya.
    setiap wirausaha pasti memerlukan modal yang lumayan besar. namun, banyak yang tidak mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin.
    sebagai contoh. seseorang yang membuka usaha seperti pedagang banyak menjadi tervaforit di semua wilayah namun hal itu sewaktu- waktu akan mematikan usaha mereka karena modal yang tidak bisa dikelola lagi akibat rakyat kecil yang membeli mengangsur untuk dibayar, tapi jika dilarang untuk “bon” mereka tidak bisa melangsungkan kehidupannya akibat pengangguran yang berkepanjangan.

    yang saya mau tanyakan, bagaimana solusi yg baik agar pedagang tetap bisa berdagang dengan modal yg semula di keluarkan ? bagaimana antisipasi pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran ? jikaa di beri modal pasti suatu saat modal untuk usaha pasti usaha itu bakal mati ? ada kah cara lain selain memberi bantuan modal bagi masyarakat yang pengangguran ilmu yang kurang?

  9. Pada sebagian wirausahawan ada yg tidak konsisten dengan bisnis yang mereka jalani serta kebanyakan seorang wirausahawan ikut-ikutan membuat usaha yang sedang menarik perhatian masyarakat padahal akan mendapat pendapatan yang tidak optimal karena persaingan yang terjadi
    Menurut bapak kenapa itu bisa terjadi?

  10. saya mau bertanya pak, dalam masalah kewirausahaan dan pembangunan ekonomi, khususnya di negara kita sendiri di indonesia pak, jadi masalah ekonomi negara kita ini belum bisa bersaing dengan negara-negara lain yang ekonominya sudah maju, yang ingin saya tanyakan pak, bagaimana cara kita mengatasi supaya negara kita bisa bersaing dengan negara-negara tersebut ?
    kemudian untuk masalah usaha pak, kebanyakan masyarakat kita ini mau membuka suatu usaha itu, betul kata teman-teman masih bermasalah dengan modal, bagaimana peran kita sebagai mahasiswa untuk mengatasi hal tersebut ?
    dan satu lagi pak kebanyakan masyarakat kita pada umumnya setelah mereka selesai sekolah, sudah sarjana mereka kebanyakan yang mengejar pekerjaan, karena kebutuhan biaya hidup lebih besar dari pada pemasukan yang mereka dapatkan, dan mau membuka usaha modal tidak ada, apa langkah kita selajutnya sebagai mahasiswa pak ?
    terima kasih

  11. saya mau bertanya pak, dalam melakukan suatu usaha pasti ada kegagalan pak, apakah yang menyebabakan kegagalan tersebut dan bagaimana cara kita sebagai mahasiswa mengatasi kegagalan tersebut setidaknya kita minimalisirkan kegagalan tersebut ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *