Wahai pencinta dunia, tidak terhitung lagi banyaknya engkau bertindak melampaui batas dan menerobos pintu laranganNya. Kealpaanmu atas perbuatan yang pernah engkau lakukan, sungguh sangat menyedihkan dan patut direnungkan. Betapa engkau sangat larut dalam angan-angan, terlena dalam kelapangan dan lalai akan serangan ajal. Betapa engkau sangat cekatan dalam mencari urusan dunia, seolah urusan itu tidak pernah akan berakhir. Sementara dalam mencari akhirat yang bernilai abadi, engkau sering berlaku lalai. Renungilah sebentar, dalam waktu sebulan belakangan, sudah berapa malam engkau tenggelam mengejar urusan dunia dan berapa malam engkau singgah untuk urusan akhirat?
Wahai budak nafsu, ingatlah apa yang telah kau perbuat dan takutlah kepada Tuhan.
Jangan sampai Dia murka dengan kedurhakaanmu, sehingga Dia halangi engkau dari pintuNya dan Dia cegah engkau untuk akrab dengan kekasihNya. Bila demikian halnya, itu berarti engkau telah terjatuh dalam jurang kehinaan dan terperangkap dalam jaring kerugian. Wahai pembeli barang fana dengan sesuatu yang kekal, tidakkah engkau merasa rugi? Betapa manisnya hari-hari perjumpaan dan betapa pahitnya hari-hari perpisahan?
Bergegaslah, renungilah kembali perjalanan hidupmu. Bahwa sejatinya perjalanan hidupmu merupakan perjalanan yang amat panjang: dari tanah ke sulbi, dari sulbi ke rahim, dari rahim menuju dunia, dari dunia menuju kubur, dari kubur menuju mahsyar dan dari mahsyar menuju keabadian, surga atau neraka. Perjalananmu saat ini adalah perjalanan menuju kesendirian. Semua yang engkau lakukan tidak bakal menjadi bekal, kecuali ia bernilai kebaikan bagi sesama dan berbuah kedekatan kepadaNya. Maka dari itu, sungguh sangat celaka engkau bila hanya mengumpulkan sedikit bekal untuk perjalananmu yang sangat panjang.